Masih ramai soal para Capres yang sekarang sedang bertarung, dan kubu Prabowo bangga dengan mengatakan bahwa IQ Capres mereka adalah 152. Saya sendiri tidak tahu persis berapa IQ Jokowi, tapi rasanya sih tidak mungkin di bawah 100, karena beliau diterima kuliah di UGM, yang dikenal sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia.
Saya tidak hendak menggugat kecerdasan Prabowo. Saya pribadi senang dan bahagia jika semakin banyak orang Indonesia pintar. Tapi kepintaran semata tidak akan membawa kita ke mana-mana jika tidak diikuti dengan karakter yang baik dan sifat yang rajin serta memiliki semangat juang tinggi.
Bukan bermaksud sombong, IQ saya ketika dites sewaktu kelas 1 SMP adalah 137. Saat pengetesan itu saya sebenarnya tidak fit untuk mengikutinya (masih demam kena tifus), tapi berhubung pihak sekolah sudah menetapkan jadwal dan para pengujinya tidak bisa memundurkan hanya karena ada murid yang sakit, maka dengan tubuh loyo saya berangkat juga sambil terus disemangati ayah saya.
Lha iya trus kenapa juga dengan IQ saya yang 137 dites ketika demam? Ya tidak kenapa-napa sih, karena saya juga tidak maju sebagai Capres khan? Kalau sekarang sih saya cukup PD jika dites lagi minimal 150 di tangan. Sayangnya tidak ada yang pernah meminta saya untuk dites, dan secara pribadi juga saya tidak merasa perlu. Mungkin nanti kalau kapan-kapan maju sebagai Capres Indonesia, pasti dites juga.
Bohong kalau dikatakan IQ tidak ada pengaruhnya dengan kesuksesan seseorang. Tapi IQ semata, tidaklah merupakan satu-satunya indikator kehebatan seseorang. Bagi saya pribadi, sesuai dengan pengalaman hidup dan mengamati lingkungan sekitar lewat orang-orang terdekat, maka saya mengatakan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan seseorang tidak terkait langsung dengan tingginya IQ orang tersebut.
Ada yang namanya EQ dan SQ, yaitu tingkat kecerdasan emosional dan kemampuan manusia bersosialisasi. Saya sendiri tidak pernah mengikuti tes EQ dan SQ ini, karena kembali lagi... tidak merasa perlu! Yang pasti dengan banyaknya sahabat dan begitu banyak orang yang selalu ingin curhat, saya bisa menilai sendiri bahwa EQ dan SQ saya pasti tidak jelek.
Lha ini kok seperti jadi artikel narsis ya? Ngekek dulu ah.... Narsis khan boleh boleh saja, yang penting bukan ke-GR-an, sehingga bisa terjadi keterkejutan mendadak seperti kubu Prahara ketika acara debat berlangsung dan sudah over Pe-De sehingga terkaget-kaget melihat Jokowi-JK bisa juga tampil cemerlang dalam berdebat.
Nah kalau sudah kalah, biasanya jadi suka ngeles' dan banyak cari alasan, misalnya menuduh kertas doa yang di saku jas itu adalah bocoran atau contekan. Debat kok mencontek? Memangnya pemirsa seantero Indonesia bisa ditipu?
Supaya kita diberi sedikit pengetahuan tambahan, maka berikut ini saya memberi bocoran kepada Anda beberapa IQ Presiden Amerika dan pembesar dunia yang terkenal. Sebagai bahan perbandingan saja, agar Anda bisa menilai sendiri bahwa kehebatan seseorang tidak semata-mata ditentukan dari tingginya IQ.
- Abraham Lincoln   128
-Bill Clinton   137