[caption id="attachment_337634" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS)"][/caption]
Bagi rekan Kompasianer yang memiliki latar belakang pendidikan Ekonomi, pasti familiar dengan prinsip 4C yang berlaku universal dalam dunia perbankan ketika mempertimbangkan untuk memberi pinjaman kepada nasabah.
Ini adalah prinsip dasar yang sebenarnya bukan hanya bisa diaplikasikan dalam dunia usaha dan perkreditan, tapi berlaku secara komprehensif dalam hampir semua aspek kehidupan. Life is about making choices and doing transactions.
Setiap hari kita hidup dengan bertransaksi dan berinvestasi demi hari esok. Tidak jauh beda dengan politik.
Anda tidak harus jadi politikus untuk bisa ikut menentukan masa depan bangsa, tapi jadilah bagian dari politik sebagai pemilih cerdas yang memberikan suara anda bukan berdasarkan emosi semata, tapi dengan pertimbangan cermat selayaknya sebuah bank ketika hendak memberi persetujuan kredit kepada nasabah tertentu.
Politik memang membingungkan ketika kita terlalu terpaku pada hal hal non esensi yang sengaja dihembus untuk mengaburkan logika dan menurunkan rasionalitas. Rakyat Indonesia sudah saatnya bersikap cerdas dan bijaksana ketika memilih.
Kali ini saya ingin membuka wawasan anda untuk bisa mengaplikasikan prinsip 4C yang berlaku dalam dunia usaha (perbankan) kedalam politik;Â khususnya dalam memilih Presiden yang baru.
1. Character. Ini adalah C pertama dan yang paling diutamakan. Ketika seorang nasabah mengajukan kredit, maka yang lebih dulu dilihat adalah karakter sang nasabah. Menilai karakter seorang nasabah akan ditinjau dari asal usulnya, nama baiknya dan segala aspek yang bisa menunjukkan kepada pihak pemberi kredit, siapa orang ini?.
Dalam memilih presiden kita harus mengenal dengan menggali siapa calon Presiden pilihan kita? Mumpung kali ini hanya dua calon, maka tugas kita menjadi lebih ringan. Mari selidiki dengan cermat siapa yang bakal kita pilih. Indikator yang paling lumrah bisa dipakai adalah dari kehidupan sehari harinya termasuk keluarga dan siapa orang dekatnya.
Tolak ukur menilai Karakter dalam dunia perbankan adalah dengan membuka semua credit history seorang calon penerima kredit. Apakah selama ini dia membayar hutangnya dengan baik? Apakah dia pernah memalsukan data data? Semua itu akan diinvestigasi oleh pihak bank dengan cermat.
Hal yang sama perlu kita lakukan dengan track record calon Presiden pilihan kita. Cermati apa yang sudah dilakukannya, bagaimana gaya hidupnya. Tentu tidak seorangpun sempurna. Tapi yang kita nilai apakah kebaikannya jauh melebihi kekurangannya?.