Tidak tau yah dengan anak orang lain. Ketiga anakku sungguh ajaib dalam pertumbuhan mereka. Meloncat dari 7 ke 18 tahun, dalam tenggang waktu singkat, rasanya hanya beberapa bulan. Dan tiba tiba saja rumah menjadi jauh lebih sepi dan kamar mereka sekarang rapih namun berkesan hampa. Tidak ada lagi mobil mobilan berserakan, dan boneka imut itu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis muda mempesona.
Betapa waktu memang menipu!. Tidak seorangpun pernah memperingatkan bahwa mereka akan tumbuh begitu cepatnya, dan pertanyaan yang dulu sering diulang sampai bosan dan membuatku sedikit jengkel, sekarang begitu kurindukan.
"Mama mau kemana", "aku ingin ikut", "Mama jangan kerja", " Kenapa aku harus tidur sendiri"?.
Astaga, ini bukan artikel curcol apalagi cengeng. Saya hanya ingin mengatakan ini kepada anda yang masih memiliki anak kecil, agar jangan sampai merasa tertipu seperti saya.
Percayalah, anak anak bertumbuh begitu cepatnya tanpa anda sadari. Rutinitas membesarkan dan mendidik mereka yang mungkin sekarang terasa begitu menjenuhkan , dalam sekejap akan berlalu diganti dengan banyak waktu kosong. Kesibukan mereka tidak lagi memberi banyak ruang bagi anda sebagai orang tua untuk terus terlibat.
Saya ingat serial film era 80-90-an, Growing Pains, yang menceritakan keluarga dengan beberapa anak dan masa pertumbuhan mereka dengan segala suka dukanya. Bagaimana frustrasinya orang tua yang kurang bisa memahami gaya dan ruang lingkup para remaja yang berbeda jaman.
Saya pikir justru istilah itu lebih tepat disematkan untuk menggambarkan perasaan sakit karena kehilangan mereka begitu cepatnya. Oh, the growing pains when they grow up too fast!.
Jangan salah tangkap. Ini bukan sakit dalam arti yang jelek. Semua oang tua normal akan mengalami transformasi membesarkan anak dengan segala dinamikanya. Tanpa disadari kesibukan itu berlalu dalam sekejap bagai ditelan angin lalu. Wajah imut menggemaskan tiba tiba sudah dihiasi kumis tipis menggetarkan hati.
Memiliki banyak waktu luang setelah mereka beranjak besar bukanlah hal jelek. Thank God for Kompasiana!. Tapi ironisnya justru ketika dulu saya berpikir bahwa kelak jika anak anak sudah besar, saya akan punya lebih banyak waktu berleha leha, berlatih piano lagi, melukis, doing this and that... , suddenly I find that all I really want to do is to be with them!.