Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Banjir Bandang Melumpuhkan Manado

16 Januari 2014   14:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terima kasih banyak atas segala perhatian dan doa dari rekan Kompasianer yang disampaikan lewat inbox, SMS, maupun lewat beberapa sahabat yang dekat dengan saya. Mohon doanya agar kiranya cuaca dapat segera berangsur normal, dan fasilitas umum dapat berfungsi kembali dengan baik Seumur umur saya tinggal di Manado, tidak pernah kejadian banjir sehebat ini, terjadi dalam waktu yang begitu singkat. Hujan dan angin keras dimulai pada Selasa malam, dan petir sambung-menyambung sepanjang malam sampai pagi. Rabu pagi saya masih mengantar si bungsu sekolah. Sebenarnya memang saya sudah menyarankan untuk tidak usah sekolah. Krystle anak bungsu saya memang terlalu tekun. Mungkin merasa ada beberapa tugas dan kewajibannya sebagai ketua kelas, maka dia tetap ngotot untuk sekolah. Begitu tiba di rumah, saya justru menerima banyak BBM dan SMS menanyakan apakah rumah saya baik dan aman. Pada saat itu juga, ketika hendak menyalakan TV, listrik padam. Rupanya sudah terjadi banjir bandang, dan kiriman air dari Minahasa serentak meluncur ke arah Manado. Empat sungai besar meluap pada waktu bersamaan.

13898591472116148092
13898591472116148092

Suami saya panik, begitu tiba di tempat praktek, rupanya dia mendapat berita bahwa seluruh Manado sudah kebanjiran. Pikiran kami langsung melayang ke Krystle. Sekolahnya sudah dibubarkan. Hendak menjemput si putri, seluruh akses untuk tiba di sekolahnya sudah ditutup. Banjir semakin meluap. Syukurlah sopir kami masih bisa menerobos dan menjemput Krystle di sekolah, namun sudah tidak bisa kembali ke rumah. Mereka terpaksa berhenti di rumah kerabat yang memiliki ruko bertingkat. Meski belum bisa sampai di rumah, paling tidak kami sudah merasa lebih tenang, putri kami sudah aman. Tadi malam Krystle sudah dijemput dan sekarang bersama dengan kami di rumah. Listrik dan air bersih terhenti. Beberapa kecamatan di Kota Manado memang tergenang cukup parah. Posisi rumah kami syukurlah terletak di daerah yang lumayan tinggi, jadi rumah dan mobil dalam keadaan aman. Namun lingkungan sekitar sangat parah, bahkan puluhan mobil terseret arus banjir bandang, bagaikan kotak korek api mengapung tak berdaya di tengah luasnya arus banjir yang membentuk sungai deras. Manado benar-benar terisolasi parah. Untung saja suplai air bersih dalam kemasan botol cukup. Untuk keperluan toilet,  kami menggunakan air dari kolam renang. Dua hari ini benar-benar terasa hidup di era kuno. Tanpa listrik, gadget bahkan air ledeng tidak berfungsi. Kami mendapat berita buruk, seorang sahabat suami saya, kehilangan istri dan anaknya, tewas mengenaskan tertimpa longsor di daerah Minahasa.

1389859237389152070
1389859237389152070
Maaf, saya belum bisa membalas satu per satu inbox maupun yang bertanya lewat komentar. Ini pun masih bersyukur bisa menulis sekedar up-date situasi terkini di Manado. Thank you all for your kind attention and concern. Please pray for Manado.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun