Sejenak semua ibu ibu terpana sambil memikirkan suaminya masing masing. Pernyataan salah seorang sahabat diatas seakan menyadarkan bahwa bisa juga memang seorang suami itu setia karena saking pelitnya. Kalau ada yang kinclong sambil menawarkan gratis, menurut sahabat saya ini, pasti juga diterima, yang penting tidak keluar biaya. Orang pelit khan gitu... maunya gratisan. Sudah gratis banyak cing cong pula.
Mendadak ingatan saya melayang kepada suami tercinta dan rasanya saat itu juga ingin segera pulang dan memeluknya erat erat. Teringat kejadian tiga tahun lalu ketika beberapa gigi saya harus di implant dan menjalani beberapa perbaikan yang mendengar harganya saja membuat saya hampir pingsan. Mendadak tulang tulang saya terasa ngilu, membayangkan akan ada satu avanza parkir di mulut saya.
Suami saya lewat telepon tanpa ragu mengatakan.."sudah kerjakan saja. Kamu tidak usah mikirin biayanya. Kalau untuk kamu dan anak anak, semua tidak ada yang mahal..."
Nah itu sebabnya saya menulis artikel ini sebagai surat cinta kesekian kepada suami untuk mengatakan lagi kepadanya betapa saya bersyukur diberi suami yang setia, cinta mati dengan istri (apalagi sudah parkir avanza di mulut istrinya), dan sayang luar biasa kepada anak anak.
Setia itu sangat indah kalau merupakan suatu pilihan untuk tetap setia, bukannya terpaksa setia karena pelit tidak mau tekor!.
Hidup kesetiaan! Hidup suami tidak pelit!.
I love you all.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H