Jadi ingat bunyi iklan beberapa tahun lalu soal pembasmi serangga, yang bunyinya.."memang ada yang lebih bagus dari H**ts?. Judul artikel ini terinspirasi bunyi iklan, karena stigma yang melekat dalam masyarakat dan hubungan suami-istri, sepertinya perselingkuhan menjadi musuh terjelek numero uno, dan penyebab keretakan rumah tangga nomor wahid. Dosa yang hampir hampir tak termaafkan. Ya kalau juga dimaafkan, bisa dipastikan 99 persen tetap tidak bisa dilupakan.
Sampai sampai salah seorang sahabat bule saya pernah mengatakan..."forgive your husband mistakes, but never forget his mistress's name. Wahhh.... itulah resikonya selingkuh. Sekali mengkhianati membuat istri tidak bisa melupakan insiden sepanjang hayat dikandung badan. Makanya para suami, sayangi istri anda!. Kasihan kalau sampai luka akibat selingkuh itu perihnya dibawa sampai liang lahat.
Kemarin ketika saya arisan dengan komunitas sahabat sahabat SMP yang memang semuanya ibu ibu ( dulu saya sekolah di SMP katolik all girls). Seperti biasanya bahan obrolan mulai dari yang ringan sekali sambil ngemil kerupuk, bicara tentang resep masakan dan harga bahan pokok, kemudian nyerempet politik dan kampanye yang sementara happening, akhirnya toh sampai juga pada topik "panas" soal seks dan rumah tangga, dengan pembahasan utamanya : suami yang suka jajan dan selingkuh.
Rata rata sahabat saya yang pernah mengalami "dikhianati" cinta dan kesetiaanya semuanya bicara dengan wajah berapi api sambil memegang erat gelas juice masing masing. Yang melahap french fries, mencocol potongan kentang ke saos sambal dengan gemasnya seakan akan itu adalah kepala suami atau selingkuhannya. Ibu ibu kinclong itu semuanya bicara dengan semangat 45 ditambah kobaran gerakan 66 dalam kecepatan abad 21.
..."laki laki memang tidak bisa dipercaya. istri sudah cantik, setia, jago masak, melayani tanpa pernah menolak di ranjang, masih saja suka jelalatan. ..." kira kira begitulah penggalan kalimat yang mengungkapkan bahwa pada umumnya pria susah untuk setia.
Padahal saya ingin sekali menambahkan saat itu juga..." ya fifty-fifty dong.... perempuan juga kalau begitu sama tidak setianya. Para pria itu memangnya selingkuh sama monyet?. Atas nama kesetaraan gender, saya harus tuliskan hal ini, biar adil. Berhentilah menyalahkan pria yang tidak setia, karena sesungguhnya ketidak setiaan itu terjadi karena tindakan dua pihak. Tidak peduli apakah pria dianggap penggoda, kalau yang digoda menolak atau tidak menggubris, khan tidak akan ada penyelewengan.
Tapi atas nama kebijaksanaan dan empati, saya duduk diam sambil mendengarkan uneg uneg yang dikeluarkan, mencoba memahami kata demi kata diantara gencarnya serangan dan umpatan sakit hati akibat diselingkuhi.
Bayangkan betapa terpananya saya ketika salah seorang sahabat saya yang sedari awal asyik sendiri memencet Blackberry-nya, dengan tegas angkat suara dan berkata dengan lantang." Ah kalian ini rupanya tidak tahu, ada yang lebih jelek dari selingkuh!."
..."haaah??? emang ada ???....dengan penasaran semua mata sekarang tertuju kepada satu emak' kinclong ini sambil merapatkan barisan dan mempertajam pendengaran. Baru kali ini saya juga mendengar ada yang lebih jelek dari perselingkuhan suami. Maksudnya diluar pembunuhan tentu saja....
Sahabat saya satu ini kemudian dengan wajah datar mengatakan..." suami saya tidak pernah selingkuh. Tapi menurut hemat saya, dia itu tidak selingkuh bukan karena setia sama saya, tapi karena pelitnya minta ampun. Hari gini memangnya ada perempuan yang mau diselingkuhi kalau dimanjakan juga tidak.!
"Kalian harusnya menerima sajalah... laki laki memang begitu pada dasarnya. Mereka adalah makhluk visual yang selalu tertarik dengan wanita, tidak peduli betapa dia adalah pria penyayang. Lirik lirik bahkan sesekali jajan menurut hemat saya tidak apa dan tidak perlu terlalu diributkan, asal masih ingat anak- istri dan peduli dengan keluarga, dan tentu saja tidak pelit! "