Kekalahan demi kekalahan bak pil pahit yang harus terus ditelan segenap fans MU, akhirnya membuat geram pemegang saham mayoritas Manchester United, The Glazer family.
Moyes nampaknya sudah kehabisan alasan berkelit, menyusul hasil memilukan kalah dari mantan klub yang dilatihnya Everton dengan skor telak 2-0. Baru kali ini setelah sekian puluh tahun, MU dipecundangi Everton dalam laga home and away. Everton yang selama ini dianggap sebagai club medioker, bukanlah lawan yang menakutkan dan pantas mempermalukan si Setan Merah dua kali dalam satu musim.
Tadi malam saking penasarannya, saya menelepon langsung seorang sahabat di Inggris untuk menanyakan spekulasi berita ini. Media Inggris selalu dikenal sangat frontal cenderung brutal ketika membahas sepak bola. Fans MU yang sudah sekian lama bersabar nampaknya tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menyelamatkan tim kesayangan mereka.
Beberapa surat kabar utama di Inggris bahkan sudah memajang berita pemecatan Moyes yang diperhalus dengan kata "meninggalkan MU" sebagai tajuk utama.
Pendukung fanatik MU sudah terlalu kecewa dan tidak bisa dihibur lagi dengan kalimat klise seperti "Moyes butuh waktu". Come on.... materi pemain yang ditinggalkan Sir Alex masih tetap sama. Bahkan musim ini MU ketambahan Juan Mata yang dibeli dengan harga cukup fantastis dari Chelsea.
Wibawa Sir Alex rupanya tidak menurun pada David Moyes. Keluhan pemain seperti latihan fisik yang terlalu dipaksakan sehingga justru membuat banyak pemain cedera ketika latihan, sudah lama terdengar di Old Trafford. Apapun itu, David Moyes tidak mampu menjaga gengsi MU sebagai klub yang ditakuti dalam kancah sepak bola, dengan jumlah pendukung terbanyak di dunia.
Manchester United bukan seperti Real Madrid atau Bayern Muenchen yang bertabur bintang papan atas. Ditangan Sir Alex, MU adalah klub sepak bola yang solid dengan semangat juang dan menyerang yang tinggi, meskipun materi pemain jika dibandingkan secara head to head di semua lini, tidak sebanding dengan yang dimiliki Real Madrid.
MU menciptakan bintang, dan jarang membeli pemain yang sudah jadi. Itulah kehebatan Sir Alex. Pelatih yang tidak bergantung pada kehebatan satu-dua pemain. Ditinggalkan David Beckham dan kemudian Ronaldo, tidaklah menjadikan MU nihil prestasi. Rupanya ketergantungan itu justru berada di tangan Sir Alex Ferguson.
Beberapa fans setia MU sahabat saya mengatakan bahwa Sir Alex tidak mempersiapkan calon pelatihnya dengan cukup baik dalam jangka waktu yang terencana. Harus diakui kepergian Sir Alex cukup tiba tiba meskipun tidak terlalu mengejutkan. Fans MU berharap seharusnya setahun sebelum meninggalkan MU, Sir Alex sudah mulai mengincar dan memperkenalkan pelatih yang baru agar punya cukup waktu beradaptasi dengan culture MU.
Juara liga primer yang sudah pasti lepas dari tangan, masih ditambah lagi dengan kenyataan menyesakkan bahwa MU tidak mampu menembusi zona Champion musim yang akan datang, membuat musim ini menjadi salah satu yang terburuk dalam dua puluh tahun belakangan.
Kepergian Moyes dari MU bukan lagi suatu spekulasi, namun sudah menjadi keniscayaan, tinggal soal entah besok atau lusa akan diumumkan. Ryan Giggs menjadi calon kuat menggantikan Moyes sampai akhir kompetisi musim ini yang masih menyisakan tiga pertandingan.
Yang menjadi pokok berita utama di Inggris bahkan seluruh dunia adalah siapa sosok yang akan menggantikan Moyes sebagai pelatih tetap MU musim depan?. Diantara nama nama kandidat yang beredar seperti Laurent Blanc, Diego Simeone, Jurgen Klopp; nama Louis Van Gaal yang sekarang melatih timnas Belanda muncul sebagai kandidat terkuat dan yang paling disukai fans MU.
Sepeninggal Moyes nanti, dengan tidak masuknya MU di kancah Champion, maka MU diharapkan secara internal kembali memperbaiki diri dan mengembalikan semangat serta mental juara untuk siap menghadapi kerasnya persaingan liga utama.
Bukan pekerjaan mudah menapaki kembali prestasi yang hilang, mengingat saingan utama di liga primer adalah deretan club raksasa bertabur bintang dengan pelatih handal. Ini liga Inggris sobat, dimana persaingan meraih juara bahkan empat besar, selalu hanya setipis tirai. Di liga Inggris hampir tidak ada yang pasti sampai peluit terakhir dibunyikan.
Yang hampir pasti saat ini adalah it's time to say good bye to Moyes....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H