SBY masih saja mencoba menarik dukungan dan simpati lewat medsos. Terbukti dengan ajakan ketemuan yang diarahkan kepada Megawati lewat youtube tapi tidak mendapat respon dari kubu PDI-P, bahkan petinggi di kubu Banteng merah dengan tegas mengatakan, tidak perlu. Lebih baik mengurusi capres masing masing. Duh.... tertampik rasanya, padahal sudah pasang wajah memelas di depan kamera.
Saat ini SBY bahkan seperti ditinggalkan oleh para menterinya yang sibuk berkoalisi dengan partai lain kecuali Demokrat. Miris sekali, bahkan besannya sendiri sudah lebih dulu mengambil jarak menjauhi PD dan merapat ke Gerindra. Hatta Rajasa bahkan hampir dipastikan bakal menjadi Cawapres mendampingi Prabowo.
Ada dua opsi yang sebenarnya kurang mengenakkan, tapi daripada tidak ada pergerakan apa apa dengan 14 dan 10 persen yang ditangan ; 1.) sebaiknya ARB dan SBY mempertimbangkan untuk berkoalisi , atau 2.) bersekutu menjadi oposisi.
Jika berkoalisi, angka 25 persen sudah mencukupi, maka kedua partai ini bisa memajukan ARB sebagai Capres dan SBY Cawapres. Atau jika ingin membuat gebrakan, Majukan Dahlan Iskan danMahfud MD sebagai pasangan "sensasional" menandingi Jokowi-JK (kemungkinan besar). Kalau mau membuat episode garing, silahkan majukan ARB dengan Pramono Edhie, atau Ibas.
Berkoalisi untuk memajukan Capres, ataupun menjadi oposisi adalah pilihan yang masuk akal. ARB dan SBY tetap bisa bergandengan tangan menyusuri sepanjang jalan kenangan sambil merenung renungkan... what went wrong?. ARB... take me back to Situbondo.... dan SBY bisa mempertanyakan kembali ke Bang Ruhut... Did you mean the King Maker or The Lonely King?.
Paling tidak ketika ARB dan SBY bergandengan tangan.. ; there will be two less lonely people in the world..... (begitu katanya air supply).
*foto diambil dari http://www.siaga.co/files/2013/06/sby-ical.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H