Tiga hari lalu, saya menerima curahan hati seorang sahabat lewat BBM. Intinya dia kesal banget ketika menghadiri sebuah pesta pernikahan. Kebetulan duduk semeja dengan mantan pacar suaminya yang sudah menikah dengan bule Jerman dan berdomisili disana. Rupa rupanya sang mantan di akhir pesta dan ketika hendak bubaran, meminta nomor handphone suaminya.
"Ngapain sih itu orang minta minta nomor suamiku....?", ungkapnya ketus.
Duh kalau ditanya seperti ini, saya juga ngeri ngeri sedap hendak menjawab. Salah jawab bisa bisa didiamkan seminggu dan dicemberutin kalau ketemu. Dengan sedikit menelan ludah saya mengatakan," ya meminta nomor handphone juga bukan dosa khan?."
Sahabat saya ini kelihatan sekali gelisah karena menurut kisahnya, mantan pacar suaminya itu tampil luar biasa cakep, tubuhnya masih langsing, kulitnya makin putih. Mungkin ketularan suami bule-nya....
Harusnya sih menurut saya orang senang senang saja lihat sesama kalau tambah cakep. Bagus dong dunia jika lebih banyak diisi dengan makhluk rupawan dan kelakuan baik. Daripada sudah lusuh, kelakuan minus?.
Mencoba menghibur, saya katakan," ya sudahlah, buat apa juga dipikirin terus? Khan bukan suamimu yang meminta nomor handphonenya?. Berpikir positif saja, mungkin dia mau mengundang kalian ke villanya di Bali musim liburan nanti."
Tadi pagi saya menerima BBM yang diawali dengan lima kali PING! menandakan keseruan dan panggilan mendadak yang perlu segera ditanggapi.
Sahabat saya ini kemudian mengatakan bahwa mantan pacar suaminya SMS meminta alamat, dan mengirimkan beberapa kotak coklat melalui sopirnya ke rumah mereka.
Nah...... dengan kejadian ini saya ingin menghimbau kepada rekan Kompasianer, wanita khususnya; Jadi istri jangan paranoid. Kalau ketemu mantan pacar suami di acara manapun , beberapa hal dibawah ini perlu diperhatikan:
- Bersikap ramah dan hangat. Yang namanya mantan artinya sudah berlalu. Tiap orang pernah memiliki masa lalu. Tidak seorangpun bisa merubah masa lalu pasangan dan menyetel sesuai keinginannya.
- Tidak perlu over curiga dan malah kelihatan kampungan dengan menempel terus dan mencuri pandang ketika mereka sedang berbicara. Santai sajalah. Jangan langsung menuduh dia masih cinta dan akan memburu suami anda dong.
Coba cek dulu, barangkali justru dia malah merasa bersyukur tidak jadi menikah dengan suami anda, karena suaminya jauh lebih ganteng dan mapan. Jadi orang sebaiknya Pe-De tapi jangan ke GR-an....
- Sebisa mungkin terlibatlah secara wajar dengan bertanya beberapa pertanyaan yang beretiket. Misalnya anaknya berapa sekarang ? Kalau dia tinggal di kota Muenchen, dan anda adalah fans berat Bayern Muenchen, boleh membuka permbicaraan tentang sepak bola.
-Jangan terlalu dipikirkan dan malah menjadi sumber perselisihan dengan suami hanya gara gara tidak sengaja bertemu mantannya. Tidak usah mengulang ulang dan mendadak jadi ahli jiwa dengan menganalisa setiap gerak gerik suami.
Wajarlah orang kalau ada sedikit gugupnya ketemu mantan. Coba saja dibalik, kalau anda yang ketemu mantan gimana? Apalagi mantan yang dulunya kurus kering sudah berubah menjadi pria gagah berisi, dan berpakaian serba perlente? Wajar khan ada reaksi sedikit salah tingkah dan malu malu kucing sambil membenarkan konde?.
Intinya.... jadi istri jangan parno deh. Jangan langsung berprasangka buruk dan curiga berlebihan hanya karena sang mantan menanyakan nomor handphone suami anda.
Yang perlu anda lakukan justru segera berdisiplin untuk lebih merawat diri dan tampil menarik. Ada alasan yang kuat mengapa suami memilih anda dan bukan mantannya bukan? Remember this: You are the winner !. Bersikaplah sebagai pemenang yang baik.
Di akhir perbincangan kami lewat BBM, akhirnya saya mengatakan..." makanya jadi orang jangan parno.... banyak ruginya!. Contoh kerugian dalam kasus kamu ini jelas ....Kamu harus membagi dua dengan saya, coklat yang dikirim si mantan. Masa' kalau galau saya jadi tempat pembuangan curhatan hati, tapi kalau menerima berkah, saya dilupakan ?."
Demikianlah artikel ini ditulis sambil menikmati coklat Belgia yang supeeeer lezat!.
Happy week end everyone. Have a great time with your family. Ingat, keluarga harus nomor satu, tapi pilih Presiden mesti nomor DUA!.
**keep on rocking.... !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H