“Allahuakbar, Allahuakbar,” adzan isya sudah dikumandangkan dengan merdu. Mendayu-dayu, mengajak para muslim dan muslimah untuk berduyun-duyun mendatangi surau di tengah keramaian kompleks perumahan.
Oh, ada yang berbeda dengan Isya’ kali ini. Hampir seluruh rumah mengosongkan penghuninya yang tiba-tiba muncul bejibun di dalam surau. Ternyata Isya’ kali ini akan diikuti oleh shalat tarawih berjamaah di awal bulan Ramadhan ini. Mengawali bulan yang dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia. Bulan yang suci, bulan yang sakral, bulan di mana setan-setan dibelenggu.
Seperti biasanya, di awal bulan Ramadhan ini saya dan sekeluarga sedang semangat datang ke surau kecil di dekat rumah untuk menunaikan shalat tarawih. Sesampainya di surau, mulailah kami shalat Isya’ berjamaah dilanjutkan shalat tarawih dan witir berjamaah. Saya memperhatikan sesuatu. Ternyata yang lebih gemar membawa sajadah itu ibu ibu yaa. . Di surau saya, yang membawa sajadah hanya ibu ibu, sedangkan para bapak hanya bermodalkan sarung yang sudah melekat di badan. Jadi kalau melihat para jamaah shalat di surau saya, barisan ibu-ibu jauh lebih ramai dan meriah karena karpet dasar surau yang berwarna hijau telah ditutupi oleh semarak sajadah-sajadah yang berwarna warni. Saya sendiri, walaupun sebenarnya malas membawa sajadah, saya toh masih membawa sajadah yang berukuran kecil.
Saya jadi berpikir-pikir. Apa ya yang membuat ibu-ibu senang membawa sajadah sedangkan bapak-bapak tidak? Saya pun bertanya pada diri saya sendiri. Kalau saya sih sebenarnya agak aneh saja kalau kemana-mana tidak membawa sesuatu. Sedangkan ibu saya beralasan tidak mau mencium karpet hijau surau yang sedikit berdebu. Hmm.
Ternyata kalau ditelaah lebih lanjut, memang sudah dasar para wanita yang senang membawa-bawa sesuatu seperti tas, dompet, dan dalam hal ini sajadah. Sedangkan kaum adam tidak suka memenuhi tangan mereka dengan sesuatu yang remeh temeh dan tak praktis. Ditambah lagi sifat dasar wanita yang lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan sehingga tidak mau joinan kuman dengan yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H