Mohon tunggu...
Ashiya
Ashiya Mohon Tunggu... -

saya hanya seorang gadis belia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Yahudi Pintar?

1 Agustus 2010   15:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23 7880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terlintas dipikiran Anda ketika saya menyebut kata Yahudi? Mungkin Anda akan segera berpikir tentang tragedi Palestina dan tentara Israel yang kejam. Atau mungkin Anda berpikir bahwa artikel ini adalah artikel provokatif yang mengajak pembacanya untuk melawan Yahudi. Oh, tidak tidak. Saya tidak suka konflik, saya tidak suka memprovokasi orang, walaupun kalau saya boleh bilang saya mendukung Palestina seutuhnya. Saya masih percaya bahwa Yahudi adalah seperti orang kebanyakan ada yang baik dan ada yang buruk, hanya saja yang sedang terekspos di berita akhir-akhir ini tentang kejelekkan mereka. Nah, di artikel ini, saya akan mengajak para pembaca untuk mengetahui seluk beluk kehidupan orang-orang Yahudi, sehingga kita bisa mempelajari dan mencontoh gaya hidup mereka.

Kaum Yahudi adalah kaum yang paling pintar di dunia. Anda tahu, kan, Einstein? Steven Spielberg? Mark Zuckerberg (pendiri Facebook)? Itzhak Perlman (violis dunia)? atau mungkin Daniel Radcliffe (si Harry Potter)? Semua adalah Yahudi. Hampir dari produk-produk terkenal yang ada di dunia merupakan produk dari Yahudi. Mulai dari bangun sampai tidur, bohong namanya kalau Anda mengatakan tidak pernah menyentuh produk Yahudi. Dari Google, Intel, Unilever, Disney, semua Yahudi. Mungkin ada yang penasaran, kenapa ya kok produknya bisa dimana-mana? canggih pula? Hanya satu jawabnya karena mereka pintar. Dalam kitab-kitab lama, di sebutkan bahwa mereka memang dianugrahi otak yang encer oleh tuhan semesta alam.

Baru-baru ini saya membaca artikel yang membahas tentang kepintaran Yahudi dan bagaimana mereka menjaganya. Artikel ini ditulis oleh Dr. Stephen Carr Leon yang telah tinggal di Israel selama tiga tahun untuk meneliti tentang kenapa Yahudi pintar untuk mendapatkan Phd-nya. Tesis untuk karyanya ini saja membutuhkan waktu delapan tahun karena dibutuhkan data-data yang setepat mungkin untuk ini. Dalam karyanya, ia membahas habis kehidupan Yahudi dari tahap mengandung, melahirkan, dan kehidupan setelahnya.

Mari kita baca, kutipan berikut ini,

... Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan.

Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"

Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."...

Wow, bahkan sebelum si anak lahir, sang ibu sudah mengajarkan matematika untuknya. Hal yang unik lagi dari gaya hidup Yahudi adalah, makanan yang mereka makan, dan pola makannya.

Sejak awal sang ibu mengandung, ia jadi gemar sekali makan kacang badam dan korma dengan susu, roti dan ikan tanpa kepala, serta salad yang dicampur dengan badam dan kacang-kacangan. Menurut sang ibu, ikan sangat baik untuk perkembangan otak bayinya sedangan kepala ikan mengandung zat kimia yang akan merusak perkembangan otak. Saat mengandung pun, si ibu rajin sekali meminum pil minyak ikan sampai melahirkan.

Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa saat makan, Yahudi selalu menyajikan salad dan kacang badam, tentu saja ikan juga. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging karena menurut mereka, campuran daging dan ikan tidak baik jika dimakan bersama2.

Disebutkan juga bahwa pola makan mereka unik. Di kebanyakan negara, makanan disajikan dalam tiga tahap, appetizer, main course, dan desert (yang biasanya berupa buah-buahan). Kalau Yahudi, mereka menyajikan buah-buahan dulu sebelum menyajikan main course. Alasannya sederhana saja, karena menurut mereka, jika makan makanan utama (karbohidrat) di awal, mereka akan mudah mengantuk sehingga tidak bisa belajar dengan baik di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun