Beberapa waktu lalu saya bersama seorang sahabat berdiskusi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan masa lalu kehidupan manusia. Mulai dari turunnya Nabi Adam AS ke bumi hingga kata-kata terahirnya Rosulullah Muhammad SAW sebelum wafat, “Ummati..Ummati..Ummati.”
Berangkat dari rasa ingin tahu tentang ADAM dan UMMATI itu, kami mencoba menggabunggan antara logika dan non logika, yang penting pengertian yang coba kami bangun tidak bertentangan dengan akidah dan justru semakin meningkatkan kecintaan kita kepada Allah dan para Rasulnya ini, atau dengan kata lain menggunakan metode uthak athik gathuk.
Mulai dari pembahasan mengenai turunnya Nabi ADAM AS dari surga ke bumi. Pertanyaan yang pertama melintas di fikiran kami adalah ketika pertama kali Nabi Adam AS diturunkan ke bumi itu kira-kira diturunkan didaerah mana. Logika kami akhirnya mencoba merangkai beberapa kemungkinan-kemungkinan logis yang bisa menghubungkan kemungkinan-kemungkinan atas daerah yang pertama kali diinjak oleh Nabi Adam AS.
Logika yang pertama adalah logika tentang Surga. Dalam berbagai keterangan yang diuraikan Tuhan dalam Al-Qur’an, banyak sekali ayat yang menceritakan tentang berbagai keindahan yang terdapat di Surga, mulai dari sungai-sungai yang mengalir jernih, rerumputan yang hijau, buah-buahan yang berlimpah, cuaca yang tidak panas dan tidak dingin, dan lain sebagainya. Dari situ kami menyimpulkan, dengan Nabi Adam terbiasa hidup dilingkungan yang secara alam segalanya tersedia, sepertinya tidak mungkin Tuhan menurunkan Nabi Adam ke bumi di daerah yang jauh dari kondisi alam di Surga tersebut, apabila pun Tuhan menurunkan Adam didaerah yang bertolak belakang dengan kondisi di surga, sepertinya kemungkinannya tipis beliau bisa bertahan hidup. Kemudian kami mencoba mencari daerah atau negara yang kondisi dan sumber daya alamnya minimal mendekati dengan kondisi alam di Surga tersebut. Suatu negara yang mempunyai iklim cuaca yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin, memiliki sungai-sungai yang indah, negeri yang tanahnya subur sehingga berbagai tumbuhan, buah-buahan dan rerumputan bisa hidup dan hijau disitu. Dan negeri yang paling mendekati kondisi tersebut adalah Indonesia. Negeri yang tidak pernah habis kekayaan alamnya, tanahnya subur yang bisa menumbuhkan tanaman apapun, memiliki sungai-sungai dan perairan lain yang begitu indahnya. Atas perbandingan dan kemungkinan diatas maka kami menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tanah yang pertama kali diinjak oleh Nabi Adam adalah tanah air kita tercinta ini, yaitu tanah Indonesia. Hal ini diperkuat lagi dengan istilah jawa yang banyak muncul bahwa ADAM adalah singkatan dari Asal Dumadi Anane Manungsa (Asal Kejadian Adanya Manusia-red). Dan istilah ini merupakan jembatan bagi pelaku hakikat hidup untuk menemukan kesejatian mengenai asal usul atau sangkan paraning dumadi dirinya.
Wallahu’alam bishowwab...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H