Setiap pagi dan menjelang sore hari, suasana jalanan ibukota Jakarta selalu ramai dengan lalu lalang kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Karena didaerah ini adalah pusat bisnis ibukota dimana dipenuhi dengan banyaknya gedung perkantoran yang bertingkat. Banyak juga pekerja kantoran yang berasal dari beberapa wilayah di dalam maupun diluar Jakarta yang memang bekerja di pusat kota Jakarta. Meledaknya jumlah penduduk DKI Jakarta yang tidak diimbangi dengan jalanan yang cukup luas membuat kemacetan ada dimana-mana. Ditambah dengan tingginya volume kendaraan yang membuat polusi udara Jakarta bertambah parah.
Tadi Pagi (Selasa, 7 September 2010) saya melewati jalanan Sudirman. Saya bersama kakak saya naik sepeda motor dan asap kendaraan umum Bus P19 membuat kepala saya pusing dan seketika saya merasa mual seperti ingin muntah. Padahal Saya selalu mengenakan masker untuk melindungi diri dari asap knalpot kendaraan namun masker yang saya kenakan tidak mampu melindungi saya dari bahayanya asap knalpot. Masker yang saya kenakan sebenarnya sudah sangat tebal dan cukup rapat namun tetap saja asap mematikan tersebut dapat terhirup oleh saya. Kemudian saya berpikir, mengapa asap kendaraan umum semakin tebal dan hitam? Seharusnya pemerintah Kota dan dinas Kebersihan DKI Jakarta melakukan pengecekan asap knalpot setiap kendaraan umum agar masyarakat dapat terhindar dari bahaya penyakit membahayakan yang akan timbul. Saya sangat kecewa dengan pemerintah kota yang tidak dapat menangani masalah asap knalpot kendaraan umum dengan baik. Padahal asap knalpot kendaraan umum di Jakarta yang paling banyak menyumbang polusi udara CO2 mematikan. Semoga apa yang saya utarakan ini dapat didengar oleh pihak terkait yang menangani masalah ini. Terima Kasih.
