Alarm berbunyi. Terbangun tepat pukul lima pagi, melepas penat.. menutup pekan dengan bersepeda di pagi hari. Menyiapkan outfit untuk bersepeda sembari merapikan tempat tidur. Mengingat janji yang ku tepati dengan Om Yudhi, pamanku yang tinggal di Bantul untuk bersepeda bersama. Waktu menunjukan pukul 06.10 pagi, pamanku menghampiri kos ku di daerah Utara UNY. Membuka kegiatan bersepeda dengan berdiskusi rute mana yang akan dilalui. Waktu yang tidak akan lama, kami memutuskan untuk bersepeda di "Pandega Loop", begitulah nama yang aku dan Om ku buat untuk rute ini.
Perjalanan dimulai dari daerah kos ku Karang Gayam, melakukan pemanasan di sepanjang jalan mengarah ke utara menuju ring-road. Jalanan pagi, sepi, dan nyaman untuk bersepeda sangat membantu pernapasan dalam bersepeda. Pemanasan yang sudah cukup, kami iba di lampu merah perempatan Kaliurang Yogyakarta, setelah itu dilanjutkan perjalanan sepeda ke arah barat yaitu daerah Pogung. Pagi di hari minggu sangatlah berbeda dengan harihari biasanya, jalan utama daerah Pogung a.k.a jalan Pandega sangat sepi hanya ada segelintir orang yang mencari sarapan pagi. Mengarah ke selatan tibalah kami di Fakultas Teknik UGM, tidak sengaja sepedaku melewati kubangan dan mengalami trouble di bagian handlebar. "Om.. punya 'kunci L' gk?" tanya diriku. Karena biasanya Om ku selalu prepare jika bersepeda. "Wah lagi gak bawa e mas, pisah di perempatan depan aja.. balik kos dulu sana." Karena alasan keamanan akhirnya aku dan Om ku berpisah di perempatan dekat MM UGM dan Fakultas Teknik.
Bergegas menuju kos dengan hati-hati karena setang sepeda yang agak kendor,vsesampainya di kos sepeda segera diperbaiki dan bersiap kembali untuk sepedaan mengarah kevmalioboro. Sesi dua sepedaan pagi ini dengan teman parwi yaitu Vian, dan Wihdan. Keduanyatinggal di Mantup dan Wonocatur, Banguntapan. Titik kumpul sudah ditentukan sebelum bersepeda dengan Om ku yaitu Kopi Kenangan Maliobro. Tujuan awal yang seharusnya langsung mengarah ke Malioboro setelah bersepeda dengan Om ku, tetapi terkendala dengan sepeda, membuat diriku segera 'ngebut' karena janjian di titik kumpul jam 07.30 pagi.
Melewati lurusan UGM dan daerah Kotabaru sampai juga di daerah parkiran Abu Bakar Ali, kurang satu lampu merah lagi tujuan sudah di depan mata. Sesampainya di titik kumpul tenyata mereka berdua belum kunjung sampai. Mengabiskan waktu dengan memesan segelas kopi sebagai boosting setelah bersepeda sesu pertama, akhirnya mereka berdua sampai di tujuan. "Akhirnyaa sampe juga boss," sapaku pada mereka. "Gimana? Kaki aman?" celetuk untuk mereka, mengingat ini adalah pertama kalinya kami bersepeda setelah kuliah lima semester lamanya. "Atas nama Ben," panggil kasir menandakan minuman yang ku pesan sudah datang. Sembari istirahat dan mengobrol, Vian sedang mengobrol dengan salah seorang kusir yang ada
di pinggir jalan. "Wih, sarapan dulu gaak sih?" tanyaku kepada Wihdan "Bubur Hayam Kotabaru gas gak? Sembari menunggu Vian yang sedang berbincang kami berdiskusi untuk menentukan tempat saraapan yang akan dituju. Waktu menunjukan pukul 08.10, semakin siang akan semakin panas kami langsung melanjutkan bersepeda ke arah Bubur Hayam daerah
Kotabaru. Melewati rute yang sama saat menuju ke malioboro dari arah kos, Abu Bakar Ali, Bundaran Kridosono dan belok ke arah timur dari jalan Suroto ke jalan Suhartono yang berpatokan dengan bangunan Toko Buku Togamas. Setibanya di tempat tersebut kami lupa menyadari bahwa minggu pagi merupakan busy hour untuk tempat ini. Jalan yang agak tersendat karena pinggir jalan yanag dipakai untuk parkiran mobil dan motor serta antrean yang telah mengular panjang hingga trotoar jalan, kami segera mengganti tempat tujuan sarapan ke Bubur Ayam Jakarta Syarifah seberang Porta Hotel dekat UGM.
Perut yang sudah diisi serta cuaca yang masih mendukung mendorong kami untuk melanjutkan bersepeda bertujuan akhir di Balairung UGM. Sesampainya di pintu masuk ternyata masih banyak orang-orang yang berolahraga di boulevard UGM. Ada yang berlari, dan bersepeda sendiri maupun keluarganya. Memutar Lapangan Pancasila, parkiran pusat, dan FISIPOL, dan Gedung Balairung. Hari minggu yang seharusnya sepi ternyata dipenuhi sanak famili yang berkunjung untuk melakukan sesi foto wisuda. Tidak heran hari diselenggarakannya acara wisuda sangat dipadati oleh wisudawan yang berbondong-bondong untuk melakukan sesi foto.
Benar saja, saya menghampiri salah satu keluarga wisudawan yang tengah melakukan sesi foto tersebut. "Lagi ada acara wisuda atau apa ya pak?" aku bertanya. "Ooh enggak mas, emang kemaren banyak yang rebutan foto di sini kan. Makanya kita ngambil foto sekeluarga di hari Minggu saja, jauh lebih sepi soalnya," jawab bapak tersebut. Kami bertiga juga berfoto di Balairung UGM dengan sepeda sebagai tanda bukti aktivitas sepeda pertama kami. Lagi-lagi, cuaca yang tidak terlalu panas membuat kami ingin melakukan perjalanan ke arah Masjid Kampus UGM karena terdapat pasar pagi atau orang sekitar menyebutnya 'Sunmor' atau Sunday Morning yaitu marketplace yang berisi jajanan dan kulineran di sekitar lurusan Masjid Kampus dan Lembah UGM.Â
Merasa tenaga yang mulai letih kami memutuskan untuk berpisah di tempat tersebut. Tempat tinggal Vian dan Wihdan cukup jauh dibanding kos ku yang tinggal 800 meter. Hari menjelang dan terdapat kelas pagi pukul tujuh hari Senin besok. Perjalanan yang berkesana memotivasi kami untuk melakukannya lagi minggu depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H