Mohon tunggu...
Benardo Sinambela
Benardo Sinambela Mohon Tunggu... -

Memulai belajar menulis dan mengekspresikan diri gagasan pikiran melalui tulisan-tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Secerca Harapan untuk Danauku "Danau Toba"

8 Juli 2014   22:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:58 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang ingin saya jelaskan pertama adalah, jika dikatakan orang kristen adalah mereka yang percaya dan taat kepada ajaran Yesus Kristus. Salah satu ajaran-Nya adalah "kasih". Jadi dapat kita simpulkan bahwa orang yang dalam kehidupannya tidak menjalankan kasih itu, maka itu bukanlah gambaran hidup orang kristen, siapa yang harus kita kasihi? yaitu adalah "mengasihi Allah", "mengasihi sesama" dan "mengasihi segala makhluk dan alam semesta ciptaan Allah". Dari isu kedua ini, tampak sangat jelas disisi mana kepentingannya yang ingin mereka peroleh, lantas dimana sisi kebohongannya? ini dia bahwa mereka selalu tidak konsisten! berbeda tempat berbeda pulak stetemennya, di nasional jelas FPI dan PKS, secara nasional mereka menyebut "kaum islami" atau menyebut "jokowi kafir" dengan tujuan mereka mendapat dukungan dari penduduk mayoritas Indonesia. Mungkin banyak lagi "fitnah" kepada Jokowi yang dikemas secara nasional tetapi diputar balikkan di daerah mayoritas kristen.

4. Prabowo telah jiarah dan berkunjung ke makam Op. Raja Sisisngamaraja XII sedangkan Jokowi tidak pernah".

Konsep ini sama seperti yang dilakukan oleh Jokowi di beberapa tempat di tanah air, mengunjungi makam tokoh-tokoh pemuka agama dan tokoh-tokoh adat dengan tujuan sila turahmi dan mencari dukungan dari para simpatisan tokoh dan daerah yang dia kunjungi. Namun ada yang berbeda perihal kunjuangan  yang dilakukan Prabowo kemakam Op. Raja Sisingamangaraja XII, saya ingat betul hari dimana beliau datang ke toba samosir, karna saat itu, saya ikut menjadi rombongan tim Gerindra DPC Tobasa, dan boleh dibilang saya sangat tau betul tujuan dan rute perjalanan Prabowo, dan dala acara temu kader Gerindra Tobasa, saya menjadi slider pada saat Prabowo memaparkan 6 program aksi Gerindra, semntara pada saat ke makam Op. Raja Sisingamangaraja XII saya sempat memintakan Op. Barezi Sinambela (penjaga makam) dan bapak uda Raja Tonggo Tua Sinambela (cicit Op. Raja Sisingamangaraja XII) untuk berfoto bersama di makam sesaat setelah bapak Prabowo melaksanakan ziarah. Pada waktu itu Prabowo datang ke tobasa pada tanggal 19 Oktober 2013, beliau sampai di bandara silangit pagi hari kira-kira pukul 10.00 Wib dan melanjutkan agenda utamanya ke laguboti yaitu peresmian Hotel Sere Nauli milik salah satu saudara pengacara pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yaitu Duma Hutapea, SH kemudian setelah selesai acara peresmian dan memberikan sambutan, dilanjutkan dengan temu kader Gerindra Tobasa di Tio Convention Hotel Sere Nauli Hotel Laguboti yang baru saja diresmikannya, kemudian sore harinya beliau melaksanakan ziarah ke makam Op. Raja Sisingamangaraja XII di sopo surung balige. Yang mau saya soroti disini adalah bahawa secara pribadi saya sangat senang, tetapi mari kita lihat sisi pencitraannya, bahwa bapak Prabowo masa itu telah berkampanye sebagai calon presiden dan hal lain bahwa beliau datang berziarah hanyalah sebatas sekalian lewat atau mumpung lagi di tobasa, kenapa? karna pada saat itu, salah satu orang yakni sekretaris DPD Gerindra sumut sibuk untuk memasukkan agenda berziarah ke makam, dan terlihat ada beberapa orang yang tidak setuju dan jelas bahwa sebelumnya agenda itu tidak ada dalam agenda resmi Prabowo ke tobasa, tetapi karna melihat komuditi politiknya, diputuskanlah beliau berziarah ke makam kurang lebih 20 menit disana lalu bertolak ke bandara silangit.

Disisi lain, kita lihat kedatangan Jokowi ke tobasa pada tanggal 25 November 2013 dalam rangka memberikan ceramah berthema "Kepemimpinan yang Efektif: Pengalaman Memimpin di Solo dan Jakarta" di Kampus IT-DEL lagu boti milik bapak Jend. TNI (Purn) Luhut Panjaitan. Pada masa itu Jokowi hanya beragenda ingin berbagi pengalaman dan memberikan pendidikan kepada putra-putri batak yang kuliah dikampus tersebut, jadi belum dicalonkan sebagai capras dan bahkan pada saat berada di pasar tradisional lagu boti ratusan orang yang simpatik kepada Jokowi meneriakkan agar beliau menjadi presiden, tetapi beliau membalas dengan senyuman saja. Disisi lain kedatangan Jokowi kita lihat terkesan rahasia dan tidan bertebaran spanduk seperti halnya Prabowo, namun tetapi antusias masyarakat lebih tinggi pada saat itu. Kemudian setelah memberikan ceramah di TI-DEL beliau bertolak langsung kejakarta dari bandara silangit.

Mari kita lihat perbedaan kedatangan kedua tokoh diatas yang saat ini telah mencadi capres, ada perbedaan yang sangat mencolok yakni Jokowi datang untuk memberikan "Ilmu" kepada puta-putri batak di tobasa, sementara Prabowo datang untuk "meresmikan hotel", kedua Jokowi datang tanpa "spanduk" sementara Prabowo dengan banyak "spanduk" bertuliskan "Gerindra Menang, Prabowo Presiden".

Selanjutnya para pembaca boleh menyimpulkan sendiri setelah membaca tulisan argumen saya di atas.

Nah... Kenapa saya mengambil judul "Secerca Harapan Untuk Danau Toba"? mungkin para pembaca bingung, tapi akan saya jawab dengan jawaban yang tentunya sangat berkaitan dengan tulisan diatas terutama dengan poin nomor 3.

Ada kata orang bijak mengatakan demkikian "Pengalaman adalah guru yang terbaik", dari kata tersebut kita boleh menginterprentasikan bebeda beda, namun interprentasi yang mau saya katakan adalah bahwa "Jika anda ingin melihat kwalitas dan integritas seseorang, maka lihatlah dari pengalaman sepanjang hidupnya, maka dari situ kita melihat mana yang layak dijadikan pemimpin" .

Mengacu pada alinea diatas, maka mari kita lihat rekam jejak para capres kita ini yang mana yang talah melakukannya dan membuktikan pelestarian yang benar-benar untuk lingkungan hidup yang sehat. Jokowi di jakarta telah memperbaiki waduk Pluit dan Ria-Rio dari yang dulunya tempat kumuh, bau, jorok dan kotor sekarang telah menjadi ruang publik yang sehat dan bersih, bahkan sudah menjadi tempat wisata lokal sekedar untuk bersantai dan bercanda gurau dengan keluarga dan atau tempat olah raga dan menghirup udara segar. Lalu kita kaitkan dengan visi, misi Jokowi-JK tentang lingkungan hidup, dalam debat capres terakhir beliu mengatakan harus ada keseimbangan antara lingkungan, teknologi dan kesejahteraan, karna beliau mengatakan alam kita bukan hanya untuk kita saat ini, tetapi akan kita wariskan untuk anak cucu kita di masa depan dan perlu kita wariskan dengan kondisi yang baik dan seimbang.

Jika waduk saja di perbaiki apalagi Danau Toba yang tanpa di rekayasa saja sudah indah, dan Danau ini adalah ciptaan Tuhan dan saksi peradaban alam. Saya sangat meyakini bahwa Jokowi punya konsep luar modern untuk menjaga kelestarian danau-danau di seluruh Indonesia dan orang-orang disekitarnya akan sehat dan akan sejahtera.

Danau Toba adalah warisan nenek moyang bangso batak kepada kita saat ini, dan sebagai saksi peradaban bangsa batak secara khusus, karna dipinggir danausana (bakkara) Op. Raja Sisingamangaraja XII menggerakkan perlawanan terhadap bangsa Belanda yang memperbudak bangsa Batak. Setelah bakkara dimusnahkan belanda, maka tidak ada yang tersisa saat ini, mulai masa itu, Oppu i bergerilya kemana-mana, demi mengusir penjajah tanpa mau berkompromi, kemudian gugur di dairi pada 17 Juni 1907 tepat di umurnya yang ke 62 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun