Foto : Danau Toba
Di detik-detik tekhir sebelum pemilihan presiden ini, saya mencoba untuk berjalan-jalan ke kabupaten di pinggiran danau toba, tepatnya kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Perjalanan kami dalam rangka sosialisasi Pasangan capres-cawapres No. Urut 2 yaitu Jokowi-JK. Sebentar terlihat masyarakat ramah, berbudaya dan tegas seperti orang batak pada umumnya, namun sebagai orang yang pada saat itu kami mengerjakan kerja-kerja politik, maka kamipun telah mempelajari peta politik terlebih dahulu disana, memang PDI-P hanya memperoleh 2 kursi DPRD Tobasa dan total perolehan jumlah kirsi dari partai pendukung Jokowi-JK adalah 12 kursi dari total kursi DPRD Tobasa 30 kursi. Dari data di atas, sebenarnya kita sudah bisa menyimpulkan siapa yang di unggulkan di daerah ini, selain itu juga kita bisa melihat penyebaran alat peraga kampanye disana memang di dominasi oleh pasangan Prabowo-Hatta.
Dari data-data di atas, sebenarnya kami sudah meyakini bahwa sosialisasi disana akan susah, tetapi kami tetap bertekat harus turun dulu kelapangan, tidak boleh menyerah di awal, dan kami putuskan turun kelapangan dan menyerap isu-isu yang berkembang disana.
Dengan semagat yang berkobar-kobar, dan dengan segala keterbatasan yang kami miliki sebagai Relawan (Barisan Relawan Jokowi Presiden Kita - BARA JPK) kamipun sanpai di tujuan dengan agenda pertama meyerap isu-isu berkembang di masyarakat terlebih dahulu. Kamipun sangat kaget mendengar ada tiga isu yang sangat polupler disana, sebenarnya isu ini dikemas tidak jauh beda dengan isu-isu yang dibangun secara nasional, persamaannya adalah "mengada-ada" dan "tidak terbukti" bahkan sangat dekat dengan "fitnah" tapi kemasannya kemasan lokal.
Ada empat isu yang kami himpun antara lain : 1. Prabowo "katanya" membina salah satu cicit dari Op. Raja Sisingamangaraja XII, 2. Prabowo "katanya" yang memperjuangkan danau toba jadi kawasan Geopark Dunia, 3. Prabowo "keluarga kristen" dan pasti akan berpihak kepada orang batak yang mayoritas kristen protestan, dan 4. Prabowo telah jiarah dan berkunjung ke makam Op. Raja Sisisngamaraja XII sedangkan Jokowi tidak pernah". Inilah isu yang paling banyak dibicarakan masyarakat disana dan tentunya masih banyak isu-isu yang lain, tetapi yang saya fokuskan disini adalah isu yang sangat menyedot perhatian masyarakat lokal.
Saya akan mencoba berargumen tentang 4 hal di atas :
1. Prabowo "katanya" membina salah satu cicit dari Op. Raja Sisingamangaraja XII.
Mendengar isu yang satu ini, bulu kuduk saya langsung merinding jantung saya berdebar, betapa tidak? saya adalah salah satu garis keturunan dari marga Sinambela yang sama dengan Oppu i, sontak keingin tahuan saya sangat tinggi dan dalam hati saya berkata "kenapa saya tidak tahu?". Saya pastinya tahu ini dari dulu karna saya sangat aktif di punguan Naposo Sinambela Sumut dan bahkan yang menjadi ketuanya adalah saya. Namun saya berfikir mungkin informasi yang saya dapat masih kurang. Untuk memastikan itu, maka saya langsung menghubungi bapak uda Raja Tonggo Tua Sinambela (Cicit Op. Raja Sisingamangaraja XII) untuk memastikan kebenaran isu ini dengan harap-harap cemas ini hanyalah isu saja dan tidak benar. Ternyata, pada hari selasa tepatnya pukul 12.00 Wib saya berhasil mendapatkan jawaban dari beliau yang membuat saya lega tetapi sekaligus memacu emosi saya, jawabannya adalah "sepengetahuanku tidak ada appara". Perlu saya jelaskan bahwa uda Raja Tonggo Tua Sinambela ini adalah cicit Op. Raja Sisingamangaraja XII, jadi apapun informasi yang ingin anda ketahui tentang Op. Raja Sisingamangaraja XII, yang terpercaya adalah informasi dari bapak uda ini. Dengan jawaban di atas, maka bisa dipastikan isu ini tidak benar adanya atau kalau kita biasa sebut adalah "fitnah" keturunan raja yang dimana tim yang berkepentingan ingin mengambil keuntungan politik dengan tujuan memperoleh keuntungan dari suku batak.
2. Prabowo "katanya" yang memperjuangkan danau toba jadi kawasan Geopark Dunia.
Untuk  isu yang kedua ini, mungkin saya tidak dapat berargumen tau mungkin kalau saya berargumen, maka akan sangat panjang pembahasannya. Tetapi saya ingin menjelaskan bahwa danau toba menjadi kawasan GeoPark Dunia itu adalah hasil dari perjuangan bangsa batak sendiri. Akhir-akhir ini para putra-putri batak banyak melakukan diskusi tentang pelestarian danau toba, dan saya orang yang boleh dibilang aktif dalam diskusi-diskusi dan selalu melihat perkembangan danau toba. Sepanjang sepengetahuan saya danau toba dirusak oleh perusahaan "pt. aquafrm" dan "pt. tpl dulu indorayon" yang menyebabkan stabilitas dan kualitas air danau toba buruk akibat bio kimia dan penebangan hutan. Mungkin pola isu ini dikemas tidak jauh beda dengan UU Desa dan Pembebasan TKI "Wilfrida" yang di klain oleh Prabowo dan itu dibantah oleh Budiman Sujatmiko dan Migran CARE. Memang isu yang satu ini tidak poluler di nasional dan hanya di enduskan oleh para pendukung Prabowo di daerah, tetapi kita perlu orang yang berkapasitas untuk membantahnya.
3. Prabowo "keluarga kristen" dan pasti akan berpihak kepada orang batak yang mayoritas kristen protestan.