Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Interview Session: Jeni Makarim,Meneladani Mbah Hisyam

21 Desember 2023   13:37 Diperbarui: 21 Desember 2023   20:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang figur publik, Jeni Makarim memiliki mobilitas yang tinggi, kadang ia berada didalam kota,lalu beberapa waktu kemudian harus menghadiri acara diluar kota.Kondisi ini harus membuatnya selalu tenang, dalam bertutur dan bertindak. Jeni Makarim sendiri merupakan cucu dari ulama besar Haji Hisyam Abdul Karim. Ia membagikan pengalamanya bersama Haji Hisyam dan Bu Siti Atikoh Supriyanti. Mbah Hisyam mengajarkan kami tentang pentingnya sholat.

"Kita punya Mbah namanya Mbah Hisyam Abdul Karim, jadi bapak saya itu putra pertama dari Mbah Hisyam Abdul Karim, jadi saya dan Mbak Atikoh itu cucunya, beliau sangat menanamkan pendidikan agama ya...yang selalu dikumandangkan Mbah Hisyam kepada kami,bagaimana melaksanakan kewajiban sholat lima waktu dan sebagainya. Dan juga Mbah Hisyam berpesan pada kami,para cucu jadilah orang yang bermanfaat itu yang selalu kami ingat dari pesan beliau", terang pria kalem ini.

Jeni kerap menghabiskan waktu bermainnya saat kecil bersama Sang Kakak Atikoh, dibelakang Masjid Agung. "Banyak ya...pertama kita suka main bola...waktu kecil saya juga suka membatik,jadi kadang waktu kecil Mbak Atikoh itu suka gabung...main bola itu saya sama temen-temen, jadi rumah kami itu...di Kauman. Belakang masjid Agung dekat dengan alun-alun jadi waktu itu...kita sore, sering main bola di alun-alun,dan Mbak Atik suka ikut. Jadi waktu kecil itu tomboy...kami kompak,terus juga Mbak Atik senang main kelereng...jadi Mbak Atik itu masa kecilnya memang tomboy...", ujar adik ipar Ganjar Pranowo ini.

Menurut Jeni,seorang pemimpin yang baik adalah ia yang mampu mengemban tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia yang punya kemampuan untuk menangani masalah secara komprehensif dan terukur. "Mas Ganjar itu...berasal dari keluarga biasa, bapaknya polisi yang jabatan akhirnya Kapolsek...jadi Mas Ganjar itu betul-betul merangkak dari bawah...by proses, jadi tidak ujug-ujug jadi calon presiden dia...jadi dia itu mencerminkan kita,dari rakyat biasa...dengan gigih dia berjuang jadi anggota DPR RI Dua Periode...terus waktu itu dia memberanikan diri, kemudian dicalonkan....

Oleh ketua umum partai, untuk menjadi gubernur,Alhamdulilah terpilih dua periode...dan sekarang itu menjadi puncak kariernya, menjadi calon presiden. Itu semua diperolehnya...lewat proses,tahap demi tahap. Kita bisa melihat bahwa Mas Ganjar itu, nanti mudah-mudahan dijabah / ditunjuk oleh Allah ya...menjadi Presiden,beliau betul-betul merangkak dari bawah sampai puncak kariernya.

Untuk bisa jadi pemimpin tidaklah harus anak orang kaya, atau anak dari orang berpangkat tinggi namun orang yang ulet dan harus tahan uji untuk melewati proses selangkah demi selangkah. "Itu akan lebih bagus / lebih matang ya...daripada tiba-tiba ujug-ujug, jadi ini membuat semangat rakyat indonesia, siapapun dia...anaknya siapapun dia...itu bisa menjadi presiden...jadi kalau jadi presiden itu, tidak harus anaknya jenderal...tidak harus...anaknya ketua parpol,tidak harus anak pejabat...tidak harus anak orang kaya...tapi semua bisa mencapai cita-cita, sebab karena kita gigih dalam berjuang", terang Jeni menjelaskan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun