Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wirausaha, Menembus Batas Kemustahilan

14 Oktober 2017   13:20 Diperbarui: 14 Oktober 2017   13:20 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ojek merupakan sebutan bagi pengendara sepeda motor yang menggunakan motornya untuk dibonceng dan mendapatkan keuntungan komersil. Melalui ojek, konsumen dimudahkan, sebab ia bisa pergi ke suatu tempat dengan lebih cepat dan minus macet. Apalagi baru-baru ini kita mengenal ojek online yang menggunakan aplikasi di smartphone, sehingga kita bisa memesannya tanpa harus bertatap muka dengan pengemudi ojek. 

Disamping itu juga dengan adanya ojek ini, melatih jiwa kewirausahaan bagi pemilik ojek. Sebuah lapangan kerja tercipta, mengurangi pengangguran yang dewasa ini makin merajalela. Jika kita mengenal ojek online yang biasanya dikendarai oleh orang yang bukan merupakan penyandang disabilitas, maka sekarang kita berkenalan dengan ojek yang pengendaranya semua penyandang disabilitas.

Kenalkan nama ojek online ini adalah Difa City Tour, penciptanya Triyono, 35 tahun juga seorang difabel. Ia memutuskan untuk membuat layanan ojek bagi difabel ini karena, ia mengalami pengalaman pahit sewaktu hendak menaiki kendaraan umum, hanya karena ia difabel ia dianggap sebelah mata, kendaraan umumpun agak enggan untuk berhenti, dan sewaktu kendaraan berhenti kakinya belum turun di trotoar, kendaraan sudah melaju.

 Atas dasar inilah ia membuka Difa City Tour, yakni sebuah layanan ojek online yang melibatkan kaum difabel sebagai pengendaranya. Perbedaan layanan ojek online miliknya dengan ojek lainnya ialah ada boncengan disamping motornya untuk penumpang lainnya, sehingga penumpang normal, turispun bisa memakai ojeknya (bukan cuma penyandang difabel saja). Malahan Triyono menjelaskan saat diwawancarai oleh media asing, bahwa ojek online miliknya merupakan satu-satunya yang ada di indonesia, bahkan satu-satunya yang ada di dunia. Kita patut berbangga akan hal ini. 

Tindakan yang dilakukan Triyono ini sungguh mulia, sebab ia membuka lapangan pekerjaan bagi kaum difabel di Jogjakarta, selain itu ia turut membuka paradigma dunia bahwa orang cacat juga bisa mendapatkan lapangan pekerjaan. Menurut penuturan karyawan Triyono sendiri, melalui ojek online penumpang yang khususnya penyandang difabel, merasa nyaman, karena ojek itu bisa mengerti dirinya yang juga penyandang difabel. 

Untuk menyiasatai rekan pengendara di Difa City Tour, Triyono juga mengakomodasi kendaraan rekannya sesuai dengan kondisi pengendaranya, misalnya ada pengendaranya yang tangan kanannya cacat, sehingga tidak bisa menjalankan gas motornya, maka gasnyapun dipindah disebelah kiri.

Bisakah anda bayangkan berapa banyak kaum difabel yang akan tertolong dengan Difa City Tour ?, jawabnya sangat banyak. Lalu pertanyaanya bagaimana kita menjadi seorang wirausaha ?, dimulai dari masalah yang ada disekitar kita, serta tekad yang bulat untuk keluar dari kesulitan. Baru-baru ini akan diadakan kegiatan yang akan mendukung para wirausaha muda, yakni: Danamon Enterpreneur Awards 2017. Buat kalian yang mau unjuk gigi sebagai enterpreneur muda, maka disini tempatnya. Yuk gabung.....  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun