Mohon tunggu...
Benediktus Andre Setyawan
Benediktus Andre Setyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa yang belajar untuk menulis, dan menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Demi Sepak Bola Indonesia...

26 November 2014   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tulisan ini saya buat dengan sedikit emosi menyertai. Mata saya berkaca-kaca ketika melalui jejaring sosial twitter, saya mendapati berita bahwa tim yang kita ketahui mewakili negara Indonesia (saya berkeras diri menolak menyebut mereka dengan sebutan Timnas dengan beberapa alasan) digilas Timnas Sepakbola Filipina dengan skor telak, 4-0. Saya bukanlah seorang penggemar garis keras sepakbola Indonesia, tetapi sebagai seorang warga negara Indonesia sekaligus sebagai seorang pecinta sepakbola, hati mana yang tak hancur menyaksikan tim Indonesia digilas oleh tim yang sebelumnya tak pernah menang melawan kita?

Saya bukanlah pakar dalam urusan taktik permainan sepakbola, sehingga saya tidak akan membahas hal tersebut. Yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini adalah perlunya gebrakan baru untuk memperbaiki dunia sepakbola di negeri ini. Buruknya fisik pemain & kurangnya persiapan tim selalu menjadi kambing hitam ketika tim Indonesia menelan kekalahan. Jika kita mau berpikir lebih dalam sejenak, sesungguhnya hanya ada satu problem yang sangat mengganggu perkembangan dunia sepakbola di negeri ini. Saya hanya butuh empat karakter untuk menjelaskan problem tersebut, PSSI! Bagi saya, PSSI merupakan lembaga yang seharusnya menjadi induk yang baik bagi pertumbuhan sepakbola di Indonesia, tetapi pada kenyataanya PSSI justru menjadi benalu yang menggerogoti pesepakbolaan negeri ini.

Mafia, pengaturan skor, sistem kompetisi dan pembinaan usia dini yang amburadul, elemen-elemen tersebut sangat kental terasa ketika kita mendengar kata PSSI. Sungguh, dunia sepakbola negeri ini hancur karenanya. Hal itu terjadi karena PSSI bukannya dihuni oleh oknum-oknum yang ingin membawa sepakbola negeri ini menjadi lebih baik, tetapi malah diisi oleh orang-orang yang seringkali memanfaatkan sepakbola sebagai kepentingan politik dan bisnis-bisnis kotor. Hal tersebut tak bisa kita biarkan begitu saja, kita harus bergerak demi perubahan dunia sepakbola negeri ini.

Hal apa yang bisa dilakukan untuk membuat perubahan bagi dunia sepakbola di Indonesia? Yang bisa kita lakukan adalah BUBARKAN PSSI! Caranya? Pemerintah Indonesia melalui Menpora yakni bapak Imam Nahrawi harus segera mengintervensi PSSI selaku federasi sepakbola di Indonesia. Mengapa demikian? Menurut hemat saya, ketika pemerintah turut campur dalam urusan sepakbola di suatu negara, maka FIFA akan menjatuhkan hukuman pembekuan aktivitas sepakbola di negara tersebut selama dua tahun, sesuai dengan statuta FIFA. Bagi saya, PSSI tidak pernah disiplin dalam membuat jadwal ujicoba dan melaksanakan pertandingan resmi FIFA, pun Indonesia tidak berprestasi dalam dunia sepakbola internasional (untuk saat ini), sehingga bukan suatu kerugian yang besar apabila FIFA membekukan PSSI selaku otoritas sepakbola di Indonesia. Memang, dengan dibubarkannya PSSI, tidak menjamin bahwa

Dengan dibekukannya PSSI, saya berharap para elit merenungkan kembali, langkah-langkah macam apa yang perlu diambil untuk membawa kejayaan bagi sepakbola negeri ini? Bagi para suporter sepakbola, saya berharap jika hal tersebut terjadi, kita bisa merapatkan barisan kembali. Kita kawal kembali sepakbola negeri ini dua tahun mendatang, sehingga kelak kita mampu kembali mengumandangkan teriakan dukungan bagi tim kebanggan kita dengan penuh kebanggaan, penuh kebahagiaan, penuh senyum keriaan, karena sepakbola Indonesia telah berhasil membuat suatu perubahan, yang diharapkan membawa sepakbola negeri ini, menjadi lebih baik. Saya cinta Indonesia, saya cinta sepakbola, dan kita harus segera berbuat, demi sepakbola Indonesia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun