Mohon tunggu...
Bens
Bens Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Musafir Malam

Kata Hati Mata Hati ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kelana

15 Oktober 2019   07:09 Diperbarui: 15 Oktober 2019   07:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembah Pangabekti,
Titah dawuh ku sematkan, menancap
direlung dalam, yang
tersembunyi

Nanar Sang Surya,
menatap keindahan cakrawala, molek 

berseri, dalam balutan maya

mengantarkan mega menepi perlahan

Jagat Semesta,
tak mampu lagi aku berdiam diri, dalam
keriuhan murka wajah-wajah durjana
dan nestapa

Dan tak mampu lagi aku mendengar,
kidung gending lokananta,
semakin sayup bergemuruh bebatuan

Duhai Dewata Nan Agung,
Masihkah ada tersisa,
Kelopak mataku melihat kebenaran,
Gendang telingaku mendengar kejujuran

Oh ... Wahai Debu
Ingin kau bawa aku serta,
mengawang-awang mengibaskan kebebasan,
menengadahkan tanpa harapan

Cahya butir pancuran, menyilaukanku
namun tak mampu kupejam,
menerobos hingga sembilu,
diantara doa dan yang dihadapkan

tanpa mampu aku melawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun