Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nasib Jokowi “Ditentukan” Lemparan Dadu Megawati...

27 Januari 2014   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:24 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13908179691067243632

Sambil istirahat makan siang, seperti biasa, saya iseng membuka Youtube, berharap ada update situasi terkini dari berbagai stasiun tivi yang biasanya rajin diunggah. Rupanya saluran Youtube saya masih memainkan trailer film JUMANJI, mungkin sisa tontonan anak saya tadi malam. Ternyata film yang pernah populer tayang di berbagai bioskop beberapa tahun lalu itu menggelitik imajinasi saya.

Film yang diperankan oleh Robin Williams ini menceritakan penemuan sebuah permainan papan magis (magic board game) bernama JUMANJI, semacam monopoli, oleh seorang anak. Karena penasaran, bersama saudara perempuannya sang anak mencoba memainkan permainan ini.

Keseruan alur cerita dimulai ketika sang anak lelaki melempar dua biji dadu yang ada di tangannya. Bidaknya bergerak otomatis ke tempat yang ditunjukkan oleh hasil lemparan angka dadu. Selanjutnya, ini yang seru, sebuah pesan terbaca di kaca bulat permainan JUMANJI itu: “Kamu harus bersembunyi di hutan dan menunggu sampai kamu mendapatkan angka lemparan dadu lima!”

Lalu dalam sekejap lingkungan rumah tempat bermain si anak berubah menjadi hutan, dan dia harus bersembunyi karena dikejar-kejar tokoh jahat. Sesaat saya masih menikmati video itu. Tapi selanjutnya imajinasi saya melambung melewati layar ipad yang masih berlanjut menayangkan cuplikan video JUMANJI tadi. Entah mengapa saya tiba-tiba membayangkan Jokowi sedang bermain JUMANJI dengan seseorang bernama Megawati.

Jokowi melempar dadu pertama lalu menggerakkan bidaknya sesuai angka dadu. Dari layar kaca bulat tertulis pesan: “Kamu akan menjadi Walikota Solo bila mendapat restu dari seseorang yang kamu hormati, putri dari seseorang yang kamu panuti.” Kebetulan perempuan itu adalah Megawati sendiri.

Setelah Jokowi, kini giliran Megawati melempar dadu dan bidaknya berpindah otomatis. Selanjutnya dari layar kaca terbaca tulisan: “Kamu harus memberikan restu seseorang yang disodorkan padamu untuk jadi walikota Solo, tidak peduli bagaimanapun tongkrongannya.”

Megawati belum terlalu paham arah permainan ini, ia merasa hanya harus mengikuti perintah magis itu meskipun dengan hati agak berat. Ia membatin: “Orang koq ya tongkrongannya gak meyakinkan jadi walikota disuruh restui, tapi apa boleh buat, ini kan cuma permainan.”

Tak disangka lingkungan tempat mereka bermain JUMANJI tiba-tiba berubah. Jokowi tampil di panggung upacara memimpin apel pagi. Ia benar-benar menjadi Walikota Solo. Satu periode (menueurt waktu JUMANJI) berlalu dengan berbagai terobosan yang membahagiakan rakyat kota Solo. Tibalah saatnya giliran Jokowi melempar dadu. Seperti biasa dari kaca bulat terbaca pesan: “Kamu akan melanjutkan amanah sebagai Walikota bila lemparan dadu berikutnya menunjukkan angka sembilan.” Dengan penuh antusias dan penasaran Megawati yang kini mendapat giliran melempar dadu melepaskan dua biji dadu yang ada di tangannya. Ternyata angkanya sembilan. Ia lalu menggerakkan bidaknya ke posisi yang dituju dan dari layar terbaca: “Angka dadu sembilan berarti Jokowi akan mendapatkan dukungan rakyat di atas 90 persen, maka silahkan berikan restu untuk lanjut jadi Walikota Solo periode kedua.”

Singkat cerita, setelah Jokowi menjalankan tugas sebagai walikota selama kurang lebih tiga tahun dalam skala waktu permainan JUMANJI, kini tiba giliran Megawati melempar dadu. Dengan berdebar-debar membayangkan perintah apa lagi gerangan yang akan muncul dari layar permainan JUMANJI ini, ia kemudian melempar dua biji dadu yang ada di tangannya. Ia kemudian memperhatikan bidak Jumanji yang bergerak sendiri menuju tempat yang ditunjukkan oleh lemparan dadunya barusan. Kemudian dari layar terbaca pesan: “Sekarang kamu kembali ditantang. Beranikah mengambil resiko membawa Jokowi untuk bertarung menjadi Gubernur DKI? Keputusan ada di tanganmu.”

Megawati terhenyak. Sulit baginya membayangkan sosok kurus dengan wajah ndeso yang ternyata tetap kurus dan ndeso itu, meski telah delapan tahun jadi Walikota Solo untuk bertarung sebagai Gubernur di suatu propinsi yang konon menjadi pusat segala pusat di negara bernama Indonesia. Megawati menggenggam erat dua biji dadu di tangannya, meski saat itu giliran Jokowi untuk melempar dadu. Tampaknya ia butuh berkontemplasi bahkan tampaknya ia berharap ada orang lain yang memberinya pendapat yang menguatkan. Dari sekian koleganya, tersebutlah nama Prabowo yang kemudian meyakinkan Megawati sambil memberi saran agar Jokowi disandingkan dengan jagoan Prabowo bernama Ahok alias Basuki.

Megawati kemudian mendekati meja permainan dan menyerahkan dua biji dadu ke tangan Jokowi. Dengan cemas Jokowi melempar dadu itu. Ia sulit membayangkan apa gerangan perintah selanjutnya dari cermin JUMANJI itu, apalagi ia sempat melihat Megawati agak galau sebelum memberikan dadu itu ke tangannya. Lalu seperti biasa dari layar bulat JUMANJI terbaca tulisan: “Selanjutnya anda harus bertarung sebagai Gubernur DKI sebelum akhir masa tugasmu di Solo. Pertarungan akan sangat berat, tetapi jangan khawatir, kamu akan didamping oleh pemain yang berani dan tak kalah bersih dan jujurnya dengan kamu, namanya Ahok.”

Permainan selanjutnya bisa ditebak, lingkungan permainan berubah ke suasana DKI Jakarta yang hiruk pikuk dipenuhi baliho dan poster. Pasangan Jokowi-Ahok yang menggunakan seragam kampanye kotak-kotak akhirnya berhasil memenangi pertarungan menjadi DKI-1 dan DKI-2, meski pertarungan harus diulang dua kali.

Selanjutnya lingkungan permainan berubah lagi. Kini suasana Ibukota yang hiruk pikuk, macet, banjir, menghadang. Pedagang kaki lima menempati sejumlah trotoar dan badan jalan bersaing dengan pejalan kaki dan kendaraan yang lalu lalang. Proyek-proyek yang menurut sejumlah orang dikelola kurang efisien tidak cukup memuaskan warga DKI. Dalam suasana seperti itulah Jokowi-Ahok ditantang untuk melakukan penataan. Beratnya medan yang dihadapi oleh Jokowi-Ahok membuatnya berpikir mungkin inilah akhir dari permainan JUMANJI versi Indonesia ini.

Sementara itu Megawati yang kini mendapat giliran melempar dadu untuk sementara ikut menikmati suguhan permainan peran yang ditunjukkan Jokowi-Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Tak terasa, menjelang setahun menurut hitungan waktu permainan JUMANJI, suasana DKI Jakarta tampak mulai berubah ke arah yang lebih baik. Tanah Abang sudah tertata dan bebas macet, Waduk Pluit sebagai percontohan normalisasi mulai bisa dinikmati. Pelayanan publik mulai membaik. MRT dan Monorail sudah mulai dikerjakan. Sungai-sungai mulai dinormaliasi. Optimisme dan harapan warga DKI Jakarta tampak meningkat, bahkan konon juga mempengaruhi suasana hati warga di daerah lainnya.

Tiba-tiba Megawati dikejutkan oleh suara dari meja permainan JUMANJI. Ia diperintahkan segera melempar biji dadu yang sudah terlalu lama digenggamnya. Tak bisa ditolak, Megawati melempar dadu dengan perasaaan penasaran. Selanjutnya tidak seperti biasanya, dari layar kaca bulat JUMANJI tidak hanya terbaca tulisan tetapi juga grafik yang menunjukkan bahwa ternyata popularitas Jokowi telah melambung sedemikian rupa melampaui calon-calon presiden yang digadang-gadang untuk menjadi Presiden RI Periode 2014-2019.

Megawati lalu memanggil Jokowi dan menceritakan apa yang dilihatnya dari layar kaca JUMANJI.“Dek Jokowi,” kata Megawati perlahan hampir berbisik. “Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?”

Seperti biasa Jokowi hanya garuk-garuk kepala sambil mengatakan: “Yah, terserah bu Mega aja. Saya sih nurut aja dengan kebijakan ibu.”

“Baiklah. Ini dadunya, coba kamu lempar!” perintah Megawati seakan tak sanggup menghadapi Jokowi yang begitu loyal. Dengan sungkan Jokowi melemparkan dua biji dadu itu. Selanjutnya bidaknya bergerak secara otomotas ke tempat yang ditunjukkan oleh lemparan angka dadu tadi. Dari layar kaca JUMANJI muncul tulisan: “Jokowi, kamu bisa maju sebagai calon Presiden karena tampaknya peluangmu cukup besar. Tapi jadi tidaknya kamu maju tergantung pada hasil lemparan dadu Megawati. Jadi untuk sementara sebelum Megawati melempar dadu kamu harus puasa berkomentar soal pencalonan presiden. Katakan saja kalau kamu tidak mikir, karena memang seharusnya tidak berpikir tentang itu. Sementara ini fokuskan perhatian pada tugas meletakkan landasan dan sistem pembangunan yang lebih baik bagi DKI Jakarta ke depan.” (Panjang banget tulisannya ya? Mungkin bergerak seperti running text di layar tivi -ed)

Begitulah sepenggal cerita Jumanji versi Indonesia yang ada di dalam imajinasi saya. Saya tersadar kalau clip video JUMANJI versi Robin Williams sudah habis sejak tadi. Saya segera mengemasi gadget dan barang lainnya dari atas meja kantin ke dalam tas tangan saya. Dalam perjalanan kembali ke meja kerja saya, imajinasi saya masih menggoda mengingatkan soal dadu yang ada di tangan Megawati. Kapan ya akan dilempar? Dan apa gerangan perintah yang akan muncul di layar kaca permainan JUMANJI versi Indonesia yang ada di dalam imajinasi saya itu.  Kita tunggu saja lemparan dadu Megawati selanjutnya. ** Cerita ini hanya fiksi belaka. Bila ada nama dan peristiwa yang sama dalam realitas, itu kebetulan belaka.** (Ben).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun