Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemerintah Berhemat, Santika Tetap Eksis

16 Desember 2014   11:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:13 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_359667" align="aligncenter" width="620" caption="Hotel Santika Premiere Jakarta, Your Home in Jakarta, Hotel bisnis di jantung ibukota | Foto: Repro HSP Jakarta |"][/caption]

Kalau mau melihat ketatnya persaingan bisnis global di depan mata anda, lihatlah apa yang sekarang berlangsung di bisnis perhotelan. Berbagai operator perhotelan kelasa dunia dari berbagai negara bertarung di daratan yang sama berhadap-hadapan atau bersebelah-sebelahan memperebutkan konsumen.

Operator internasional dengan pengalaman dan jaringannya tentu saja tidak akan melepaskan konsumennya dimanapun mereka berada. Jadi kalau anda pernah menginap di salah satu dari jaringan hotel mereka di suatu tempat, maka akan selalu dipastikan begitu anda melakukan perjalanan, informasi mengenai jaringan hotel itu dimanapun anda berada akan disediakan.

Lalu bagaimana operator hotel nasional seperti Santika menyikapi persaingan yang semakin ketat itu agar tetap eksis? Sekedar berbagi cerita dan kebanggan, manajemen Hotel Santika Premiere Jakarta menyempatkan berbagi cerita sekaligus kebanggaan dengan sejumlah blogger yang tergabung dalam blog komunitas Kompasiana di Jakarta Sabtu, 13 Desember 2014 lalu.

Adalah Dhaniel Heru Prabowo, General Manager Hotel Santika Premiere Slipi didampingi Direktur Pemasarannya, Agustinus Agung Pramudito, Executive Chef Frederick D. Turambi, Direktur Foods and Beverages, Gunawan dan sejumlah anggota manajemen lainnya menjelaskan sejauh mana Hotel Santika ini beroperasi secara internal dan berkiprah secara eksternal di dalam industri perhotelan di Indonesia.

[caption id="attachment_359668" align="aligncenter" width="636" caption="Suasana diskusi dalam rangkaian visit Kompasiana ke Hotel Santika Premiere (HSP) Jakarta - (atas) General Manager HSP Jakarta, Dhaniel Heru Prabowo didampingi di sebelah kanannya oleh Direktur Penjualan, Agustinus Agung Pramudito dan di sebelah kiri Executive Chef, Frederick D. Turambi dan Direktur Foods and Beverages, Gunawan saat memberikan keterangan dan paparan tentang HSP Jakarta - (bawah) para peserta visit dari Kompasiana | foro: Ben B. Nur | "]

14186784931748225306
14186784931748225306
[/caption]

Mengedepankan Ke-Indonesiaan

Dibangun pada tahun 1996, Hotel Santika Premiere Jakarta yang berkapasitas 275 kamar ini resmi dibuka pada 16 Februari 1998 saat krisis ekonomi dan moneter sedang melanda Indonesia. Tumbuh dalam suasana krisis moneter yang berkepanjangan yang dilanjutkan dengan krisis politik pada tahun 2000-an ke atas yang membuat banyak negara mengeluarkan Travel Banned atau larangan bepergian ke Indonesia tidak membuat Hotel Santika Jakarta terjungkal.

Manajemen Santika justru melihat peristiwa krisis demi krisis itu sebagai kesempatan pembelajaran yang laksana godam membuat Santika makin menancapkan eksistensinya sebagai hotel perjuangan ekonomi Indonesia. Saat banyak operator hotel internasional melepas sahamnya, Santika justru bertumbuh terus hingga tahun 2011 berhasil meraih penghargaan sebagai Hotel Bintang Empat Terbaik Indonesia Tourism Award.

Mengedepankan ke-Indonesiaan dan berusaha mempertahankan loyalitas konsumen melalui selera dan nuansa ke-Indonesia-an yang dikenal kaya akan budaya, tradisi dan kuliner menjadi rahasia eksistensi Hotel Santika hingga saat ini. Di grup Santika mereka menyebutnya Indonesian Home dengan tag line pelayanan HOSPITALITY from THE HEART.

Ada lima ciri khas yang terangkum dalam Indonesian Home dari hotel-hotel yang berada dalam grup Santika Hotels & Resorts yang yakni: pertama, Indonesian Hospitality atau keramahtaman, senyum dan ketulusan hati khas Indonesia dalam memberikan pelayanan.

Kedua, mengadopsi budaya dan tradisi lokal (Local Tradition) dimana semua hotel dan resort kelompok Santika akan mudah diingat dan dikenali dengan introduksi budaya setempat pada ornamen hotel, kuliner dan asesorisnya. Terlihat pada Hotel Santika Premiere Jakarta misalnya, ada ornamen batik pada berbagai sisi hotel.

Ketiga, menerapkan nilai-nilai kekeluargaan (Family Values) dalam manajemen hotel dan dalam interaksi antara pengelola hotel dengan para tamu serta konsumen hotel lainnya. Di dalamnya termasuk nilai-nilai keakraban, dan kekeluargaan.

Keempat, memberikan sentuhan alami (Natural Touch) sesuai kondisi alami dimana hotel atau resort grup Santika berada. Penggunaan bambu dan ranting pepohonan sebagai asosoris Natal, termasuk pohon Natal yang berdiri di tengah ruangan lobby Santika Jakarta yang diambil dari lingkungan sekitar hotel memberian kesan alami seperti sebuah rumah besar yang bangga terhadap segala hal yang berada di lingkungannya.

Kelima adalah menghadirkan suasana segar (freshness) melalui bunga-bunga atau tanaman yang hadir di hampir semua sudut ruangan, makanan bercita rasa Indonesia dan internasional, karyawan yang berpenampilan bersih, serta tentunya kamar hotel yang harus terlihat rapih, bersih dan segar.

[caption id="attachment_359669" align="aligncenter" width="636" caption="Hotel Santika Premiere Jakarta, Hotel bintang 4 dengan segala fasilitasnya di pusat bisnis Jakarta menawarkan pengalaman kenyamanan beracara laksana di rumah sendiri dan keramahtamahan yang tulus khas Indonesia | Foto: Ben B. Nur |"]

14186791381602387546
14186791381602387546
[/caption]

Santika Premiere Jakarta

Bagi yang mencari Hotel Santika Slipi dari perangkat Geo Positioning System (GPS) mungkin agak ragu ketika opsi yang disodorkan hanya Hotel Santika Jakarta Barat. Jangan ragu, itulah Hotel Santika Premiere Jakarta yang meskipun berada di wilayah administrasi Jakarta Barat tetapi sebenarnya hotel ini berada berada di Jantung ibukota Jakarta, dikelilingi kawasan bisnis yang aksesnya begitu mudah dari semua kawasan bisnis, baik dari Jakarta Pusat, Selatan Jakarta Barat, juga dari kota terdekat seperti Tangerang, Bekasi, Bogor dan tentu saja dari Bandara Udara Cengkareng, Pelabuhan Tanjung Priok serta Bandara Halim Perdana Kusumah.

Dari Bekasi mobil saya melaju dari tol Cikampek masuk ke tol dalam kota melewati M.T Haryono, Gatot Subroto, Semanggi, kantor DPR/ MPR dan akhirnya keluar ke pintu keluar tol Slipi. Tak jauh dari pintu keluar tol Slipi terdapat perempatan dimana ada belokan ke kanan ke arah jalanAipda K.S. Tubun. Sekitar 200 meter dari belokan itu, tepatnya di sisi kiri jalan agak menjorok ke dalam tepatnya dijalan Aipda K.S. Tubun nomor 7,berdiri megah sebuah Hotel, itulah Hotel Santika Premiere, Jakarta.

Hanya sekitar 30 menit saya menempuh perjalanan dengan kecepatan rata-rata 70 kilometer per jam menempuh jarak kurang lebih 14 km sebagaimana terekam pada GPS tiga dimensi di dashboard mobil saya pada Sabtu pagi itu. Saya terekam berangkat jam 08:05 dari rumah di bilangan Jatibening Estate, Bekasidan tiba di parkir basemen Hotel Santika sekitar 08:47. Perjalanan yang lumayan lancar.Saya yakin akan menempuh waktu kurang lebih sama bahkan kurang seandainya berangkat dari Bandara Udara Cengkareng yang berada di dalam wilayah Propinsi Banten.

Kini, setelah kurang lebih 18 tahun beroperasi, hotel yang berada dalam kelompok Santika Indonesia Hotels & Resorts ini memperlihatkan ketangguhan bertahan dan bertumbuh di tengah persaingan industri perhotelan yang semakin ketat.

Untuk diketahui, sebagaimana diungkapkan oleh Manajer Umum Hotel Santika Premiere Jakarta, Dhaniel Heru Prabowo, di bawah payung PT. Grahawita Santika, salah satu sayap bisnis Kelompok Kompas-Gramedia di industri perhotelan, terdapat dua brand atau merek utama yang dikembangkan yakni Santika Indonesia Hotels & Resorts yang menaungi brand Hotel Santika Premiere (bintang 4), Hotel Santika (bintang 3) serta budget hotel (bintang 2) dengan konsep “Smart Hotel” yang dioperasikan sejak 2007 dikenal dengan nama Amaris Hotel by Santika.

Selain Hotel Santika Premiere Jakarta, hotel kelas bintang 4 lainnya di kelompok ini adalah Hotel Santika Premiere Jogja, Hotel Santika Premiere Malang, , Hotel Santika Premiere Bandung, Hotel Santika Premiere Semarang, Santika Premiere, Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya, Hotel Santika Premiere Bintaro, dan terakhir Hotel Santika Premiere Kota Harapan Indah, Bekasi yang baru dibuka beberapa waktu lalu. Hotel bintang 4 lainnya di dalam kelompok ini adalah Dyandra Medan – Hotel & Convention.

Brand utama kedua adalah The Royal Collection yang memayungi brand The Kayana (premium boutique villa) dan The Samaya (luxury boutique villa). Saat ini The Royal Collection telah memiliki boutique villa di Bali yakni The Samaya Seminyak, The Kayana Seminyak dan The Samaya Ubud.

Untuk memperkuat posisinya di kelas Luxury Hotel, The Royal Collection saat ini sedang mempersiapkan brand baru bernama The Anvaya dengan The Anvaya Beach Resort Bali yang direncanakan akan beroperasi pada 2017 mendatang.

[caption id="attachment_359670" align="aligncenter" width="636" caption="Menawarkan untuk mencicipi 130 kuliner khas Indonesia dan sejumlah kuliner internasional | Foto: Ben B. Nur"]

14186794041865264576
14186794041865264576
[/caption]

Berpengalaman Menghadapi Krisis

Menyangkut kebijakan pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara perihal himbauan kepada lembaga pemerintah untuk mengurangi aktivitas di hotel demi efisiensi, ditanggapi oleh Direktur Pemasaran Santika Premiere Jakarta, Agustinus Agung Pramudito dengan santai.

Pria murah senyum yang akrab dipanggil Pram ini mengaku bahwa manajemen Santika selama telah berupaya responsif terhadap segala kemungkinan krisis dengan menerapkan falsafah “Do not put your eggs in one basket” yang maksudnya tidak menumpukan seluruh sumber penerimaan bisnis dari satu sumber.

“Penerimaan kita dari event dan okupasi pemerintah di Hotel Santika hanya berkisar 10 % dan selebihnya adalah private serta individu,” jelas Pram menanggapi kebijakan pemerintah yang membuat banyak operator hotel kebat-kebit.

Prinsipnya kata Pram, pelayanan Hotel Santika tidak boleh menjadi penyebab in-efisiensi bagi pelanggannya, tidak peduli pemerintah, swasta atau individu. Justru kehadiran Hotel Santika dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah bagi siapa saja yang menggunakan jasa pelayanannya.

Memang sangat tidak dianjurkan untuk datang ke Hotel Santika bila hanya untuk melakukan pemborosan. Justru diharapkan dengan datang ke Hotel Santika akan memberikan nilai lebih dibanding melakukan event di tempat lainnya. Pram yakin bahwa dengan menyelenggarkan event di Hotel Santika, produktivitas akan jauh lebih tinggi karena semua unsur layanan yang diberikan didedikasikan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan yang mendukung produktivitas seseorang atau organisasi.

Untuk diketahui, Hotel Santika lahir bukan dari situasi yang mapan. Hotel Santika lahir justru saat Harian Kompas yang menjadi induk bisnis utama dan awal dari kelompok ini dilanda krisis karena di-breidel atau dibekukan oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1978. Untung pembekuan tidak berlangsung lama sehingga Harian Kompas dapat menghindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawannya.

Tetapi pengalamanpemberedelan yang merupakan hal “mengerikan” bagi insan perspada masa itu cukup menyentak manajemen Kompas untuk merancang ulang masa depannya. Jangan tempatkan telur dalam satu keranjang adalah filosofi manajemen yang kembali harus diakui kebenarannya. Karena bila keranjang itu jatuh, maka seluruh telur yang dimiliki akan hancur berantakan.

Akhirnya dengan semangat menjaga keselamatan bisnis dalam jangka panjang dan tentunya gantungan hidup karyawan bila suatu saat krisis datang lagi, diusulkanlah investasi kelompok Kompas-Gramedia keluar dari pakemnya yakni di bidang perhotelan. Penentangan tentu saja datang dari berbagai pihak mengingat masa pengembalian investasi jenis bisnis ini cukup lama dan image hotel pada masa itu dipandang bertentangan dengan misi Kompas dalam penegakan moral dan integritas.

Namun dengan visi dan misi yang jelas tentang jenis hotel apa yang akan dikembangkan oleh kelompok Kompas-Gramedia dan bagaimana tetap menjaga moral dan integritas untuk kepentingan bisnis dan nasional, maka proposal itu akhirnya lolos.

PT. Grahawita Santika akhirnya dibentuk sebagai salah satu anak perusahaan di bawah naungan kelompok Usaha Kompas-Gramedia yang pada tanggal 22 Agustus 1981 membeli “Hotel Soeti” di Bandung. Hotel kecil kelas Melati itu kemudian diganti namanya menjadi Hotel Santika Bandung. Itulah cikal bakal dari 40 lebih properti di bawah PT. Grahawita Santika saat ini.

[caption id="attachment_359671" align="aligncenter" width="620" caption="Kolam renang berukuran besar dan kolam anak-anak yang terjaga kebersihannya, fasilitas yang menawarkan kesegaran sehabis beraktivitas seharian | foto: Ben B. Nur |"]

14186795131643611137
14186795131643611137
[/caption]

Hotel Ramah Lingkungan dan Ramah Sosial

Menyadari bahwa eksistensi hotel sangat tergantung pada dukungan lingkungan hidup dan lingkungan sosial di sekitarnya, manajemen Hotel Santika Premiere Jakarta menerapkan manajemen pengelolaan air dan limbah cair dengan siklus tertutup. Dengan kebijakan yang didukung teknologi ini memungkinkan Hotel Santika menggunakan air yang dipasok khusus dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jakarta Barat itu digunakan dengan cara yang sangat efisien.

Air yang merupakan sumebrdaya alam terbesar yang digunakan hotel diolahberulang kali sehingga dapat didaur ulang untuk berbagai penggunaan termasuk toilet flush, menyiram tanaman, cucui kendaraan dan sebagainya. Sementara untuk pemanas air, Hotel Santika Jakarta memanfaatkan chiller dari air condition sehingga tidak ada tambahan energi yang harus terbuang hanya untuk memanaskan air.

Dalam hal konservasi energi, Santika Hotel berencana untuk investasi ke depan menggunakan aplikasi lampu berteknologi Light Emitting Diode (LED) yang dapat mengurangi konsumsi energi sampai 70 % dengan pencahayaan yang lebih baik.

Sementara itu, pelibatan masyarakat sekitar dimana properti Santika berdiri intensif dilakukan bersama masyarakat sekitar yang sekaligus membantu menonjolkan ke-khasan Santika dengan budaya dan tradisi setempat. Kemampuan mengadopsi unsur ke-lokalan ke dalam entitas bisnis Hotel Santika merupakan kearifan sosial yang jarang bisa dilakukan oleh operator hotel yang datang dari luar.

Belum lagi kulinernya yang menurut Frederick D. Turambi sang Chef yang membela kembali ke Indonesia dan bergabung dengan Santika Premiere Jakarta karena merasa sepaham dalam pengembangan kuliner khas Indonesia, mereka mengoleksi dan menyajikan sedikitnya 130 jenis kuliner tradisional.

Mereka mengoleksi dan menyajikan lebih banyak di Hotel Santika Premiere Jakarta karena hotel ini dipandang sebagai representasi Nusantara dimana berbagai suku bangsa menginap di hotel tersebut yang tentu saja merindukan kuliner khas mereka disajikan. Tak heran bila gudeg, thengkleng, konro, coto makassar, bubur Manado dan lain-lain kuliner dari pelosok Nusantara bisa dinikmati di hotel ini pada hari-hari tertentu.

Bahan baku yang digunakan tentu saja mengutamakan yang organik sejauh itu tersedia di pasar lokal. Untuk menjaga bahan baku kulinernya, Santika Premiere Jakarta mengutamakan dari pemasok lokal yang telah dibina untuk mengikuti standar mutu bahan pangan Hotel Santika.

Fasilitas Prima

Dengan fasilitas dan layanan yang semakin disempurnakan, Pram mengaku Hotel Santika Premiere Jakarta optimis menghadapi 2015. Setidaknya tingkat okupasi yang tahun ini mencapai di atas 50 % dapat ditingkatkan hingga 60 % dengan tetap mengedepankan promosi yang intensif dan diversifikasi pasar yang semakin diperluas.

Dari kesempatan house tour melihat berbagai fasilitas Hotel Santika Premiere Jakarta selain terlihat kebersihan yang prima di berbagai sudut, juga terasa kesegaran udara yang berbeda dengan kebanyakan hotel bintang 4 yang pernah saya kunjungi. Mungkin karena ceiling yang tinggi di tengah bangunan membuat sirkulasi udara sangat baik sehingga terasa seakan berada di dalam sebuah pusat perbelanjaan megah.

Pemandangan Kota Jakarta hampir bisa dilihat dari setiap kamar tergantung dominan menghadap ke Jakarta bagian mana.Tetrsedia tipe kamar mulai dari tipe Deluxe, Club Premiere, Deluxe Suite, Executive Suite, Premiere Suite, hingga Presidential Suite dengan tempat tidur ekstra besar.

Sementara untuk tujuan konvensi atau pertemuan tersedia ruangan mulai dari kapasitas puluhan orang hingga kapsitas 450 orang. “Kita bisa atur ruangannya menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen,” jelas Pram yang mengaku kegiatan Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran di Hotel Santika Premier Jakarta didominasi kalangan swasta.

Untuk fasilitas publik terdapat kolam renang yang luas, area parkir yang cukup luas di lantai dasar. Juga tersedia pusat kebugaran, taman bermain anak, shopping arcade dan yang terpenting bagi pebisnis adalah layanan internet gratis yang cukup kencang.

Kiranya demikian ulasan dari kunjungan ke salah satu hotel kebanggaan Indonesia, Hotel Santika Premiere Jakarta. Bagi yang berminat menghabiskan malam pergantian tahun di jantung ibukota negeri ini mungkin bila bergegas masih bisa mendapatkan seat dengan harga cukup terjangkau, Rp. 350.000,- per orang. Pastinya perayaan malam tahun baru bertema “A Night in A Treasure Land” ini akan banjir hadiah. [@bens_369]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun