Ilustrasi: https://i.chzbgr.com/maxW500/8393340928/hC5F8C5EB/
Kesempatan melakukan presentasi di depan calon customer bagi seorang sales atau marketer selalu ditunggu karena itu berarti peluang untuk memperkenalkan, mempromosikan dan bahkan menjual solusi yang dapat diberikan oleh barang atau jasa yang ditawarkan.
“Tapi saya selalu menganggap tugas presentasi itu seperti momok yang menakutkan,” jelas Rudi serius, seorang kawan saya yang tentu saja saya samarkan jati dirinya.
Sebagai seorang pejabat di sebuah lembaga pemerintah yang harus banyak melakukan sosialisasi kepada publik dan lembaga pemerintah lainnya, ketakutan itu sepertinya beralasan, maklum selama ini pekerjaannya lebih banyak di depan layar monitor, berinteraksi dengan data dan informasi yang kemudian ia sajikan dalam laporan tertulis.
Akibatnya, banyak peluang promosi ke jenjang yang lebih tinggi dengan sengaja dihindari jalurnya oleh Rudi semata karena dihantui oleh kekhawatiran kalau di tempat baru dimana kemungkinan dia dipromosi akan harus banyak melakukan tugas presentasi.
Bukan Tak Bisa, Hanya Terlalu Khawatir
Pada sejumlah kesempatan, saya melihat Rudi dengan santai memaparkan pemikirannya di depan stafnya. Ia bahkan mampu memvisualkan pemikirannya dalam bentuk coretan bagan dan tulisan di white board.
Ketika sekali waktu Rudi kembali mengeluhkan kekurang-mampuannya melakukan presentasi yang diperintahkan atasannya untuk ia lakukan di sebuah forum pertemuan regional yang kemungkinan akan dihadiri oleh sejumlah perwakilan lembaga asing, saya mengingatkan bahwa ia bisa. Saya ingatkan bagaimana ia melakukan presentasi di depan stafnya dengan begitu bagus dan sangat komunikatif.
“Wah itu karena saya hanya bicara dengan staf, lagi pula suasananya tidak formal. Tapi kalau di depan orang lain yang mungkin saya baru pertama kali bertemu dan suasananya sangat formal, pasti saya akan sangat grogi dan bekeringat dingin,” tangkis Rudi seakan bermaksud mendapatkan dukungan penuh agar atasannya mau membatalkan penugasan kepadanya.
Apakah anda salah seorang yang sebenarnya bisa melakukan presentasi tapi takut melakukannya di depan orang baru dan suasana formal? Ini sedikit tips dari saya sebagaimana yang juga saya sampaikan kepada rekan saya Rudi. Dan believe it or not, Rudi berhasil melaksanakan penugasan atasannya dengan sukses.
Manipulasi Pikiran Anda
Kabar baiknya, pikiran itu bisa dimanipulasi sehingga tubuh dan kejiwaan anda akan bereaksi sesuai hasil manipulasi pikiran anda.
Saat mendapatkan penugasan untuk melakukan presentasi, sambutlah itu dengan penuh suka cita. Katakan kepada diri anda bahwa sebentar lagi anda akan menyampaikan sesuatu di depan kawan-kawan anda yang pasti sangat menunggu hal-hal penting yang akan anda sampaikan.
Maka saat anda harus menyiapkan bahan presentasi, baik dalam bentuk slide atau alat perada lainnya, lakukanlah dengan suka cita sambil bersiul-siul. Bayangkan betapa senangnya nanti kawan-kawan anda mengikuti presentasi anda. Bayangkan apa kira-kira yang ingin mereka ketahui lalu siapkan paparan yang bisa memperjelas apa yang nantinya akan anda sampaikan secara lisan.
Saya melihat Rudi melakukan itu di kantor dan mengaku betapa bodohnya dia selama ini karena waktunya habis memikirkan apa kesulitan yang akan dia hadapai di dalam setiap penugasan presentasi. Saya melihatnya beberapa kali menggelengkan kepala seakan menepis sesuatu. Kata dia, itulah caranya membuang pikiran negatif termasuk pikiran kalau-kalau ia tidak bisa berkata apa-apa di tengah presentasinya.
Tindakan itu sangat tepat. Itulah yang selalu dianjurkan oleh para pembicara publik profesional agar jangan pernah membayangkan hal-hal negatif agar tidak ada celah hal negatif itu akan muncul atau terjadi. Lebih baik fokuskan energi untuk melakukan persiapan, termasuk berlatih melancarkan kemampuan anda menjelaskan materi yang nantinya akan anda paparkan. Kepada siapa anda berlatih? Bisa kepada bawahan kalau punya, rekan kerja atau paling tidak di depan cermin sehingga anda bisa mengoreksi mimik anda saat berbicara dan mengreksi artikulasi anda.
Buat Catatan Ringkas
Saat ujian memang terlarang membawa catatan, biasa kita sebut pelampung berupa gulungan kertas yang tulisannya seperti rambut di belah tujuh. Disebut pelampung karena digunakan saat gelagapan karena lupa jawaban soal yang terpapar di depan mata. Kenapa dilarang, tak lain karena evaluasi menjadi tidak obyektif dan merugikan pihak lain yang juga ikut ujian tetapi tidak menggunakan pelampung.
Tetapi saat melakukan presentasi, justru dianjurkan membawa catatan agar apa yang akan anda sampaikan dapat anda kembangkan dari catatan singkat yang anda buat. Mengapa harus singkat? Agar anda tidak tergoda untuk membacanya seperti anak Sekolah Dasar yang melakukan deklamasi tapi belum menghapal puisi yang dideklamasikan.
Bisa anda pegang, bisa juga diletakkan di meja depan anda dalam bentuk kartu. Tulisannya harus bisa terbaca dari jarak satu meter sehingga anda tidak perlu mengernyitkan alis saat membaca catatan itu seperti membaca pesan singkat di handphone.
Datang Lebih Awal Dan Tampil Bersemangat
Jangan sekali-sekali berspekulasi dengan waktu saat anda harus menghadiri penugasan presentasi. Datang terburu-buru akan membuat konsentrasi anda berantakan. Pastikan anda memiliki waktu yang cukup untuk melihat ruangan temoat anda akan melakukan presentasi, ketersediaan alat bantu yang anda perlukan dan yang terpenting bertegur sapa dengan satu dua atau lebih orang yang ada di dalam ruangan sehingga tumbuh rasa kedekatan sebagaimana kedekatan anda dengan staf atau rekan kerja anda.
Saat dipanggil tampil, berdirilah menuju mimbar atau meja dengan bersemangat sambil melempar senyum kepada orang-orang di ruangan yang sedang menilai kepedean anda. Saat mereka melihat anda pede (percaya diri) mereka akan berpikir bahwa waktu mereka tidak akan sia-sia mengikuti presentasi itu, setidaknya ia mendapatkan percikapan semangat dan rasa percaya diri anda.
Saat menyampaikan salam, pastikan anda mengucapkanny dengan suara yang maksimal dimana udara yang memompa ucapan salam itu berasal dari udara yang sebelumnya telah anda pompakan ke dalam rongga dada anda saat menarik nafas. Jangan sungkan untuk mengulangi salam anda bila anda mendapati jawaban dari audiens kurang bersemangat. Percayalah tidak ada audiens yang keberatan bila anda mengucapkan salam dua kali.
Sapalah audiens anda dengan santai dan ramah. Tanyakan keadaannya. Kalau anda masuk setelah break, tanyakanlah bagaimana break mereka. Saat anda menjadi pembicara pertama, tanyakanlah hal yang berhubungan dengan usaha peserta datang ke tempat itu, apakah macet atau hujan ataukah peserta menginap di hotel bila kebetulan acaranya di hotel. Ini yang disebut sebagai membangun rapport atau hubungan emosional dengan peserta rapat, pelatihan atau pertemuan dimana anda menjadi presenter.
Bila ada kesempatan untuk melakukan presentasi sambil berdiri, jangan sia-siakan kesempatan itu karena efek komunikasi yang ditimbulkan antara melakukan presentasi sambil duduk dengan berdiri, jauh lebih besar saat berdiri. Tetapi pastikan anda meminta izin kepada moderator dan peserta agar kiranya anda bisa melakukan presentasi sambil berdiri.
Dengan berdiri, anda berkesempatan menarik perhatian audiens sehingga terfokus kepada anda, mendengarkan anda dan meresapi pesan atau informasi yang anda sampaikan. Dengan berdiri, anda berkesempatan berpindah posisi secara terencana, menggerakkan tangan sebebas mungkin sehingga perhatian audiens milik anda sepenuhnya. Lihatlah gambar di atas, menurut anda mana lebih menarik gambar yang diam atau gambar yang bergerak. Begitulah maksud dari tips ini agar presentasi anda menjadi presentasi yang menarik dan mengesankan. [@bens_369]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H