Penulis     : Ben Hutahaean (Siswa SMA Kolese Kanisius, Menteng Raya, Jakarta Pusat)
Ditulis pada : Jumat 17 Maret 2023
Orang tua merupakan sosok yang berperan sebagai pengukir sifat anaknya, atau kata lain menentukan arah jalan seorang anak karena dimana-mana orang tua dan keluarga akan menjadi sumber utama penidikan pertama yang diterima oleh anaknya. Sehingga sifat dan kepribadian yang dimiliki oleh seorang anak akan tergantung dengan cara orang tua mendidik mereka. Anak akan menjadi tangguh, lemah, kuat, pantang menyerah, penakut, pendiam, percaya diri, dan sebagainya merupakan hasil dari didikan orang tua mereka. Setiap orang tua memiliki caranya sendiri untuk mendidik anaknya sehingga kepribadian setiap anak pasti akan berbeda.
Semakin berkembangnya zaman salah satu cara orang tua mendidik anaknya semakin menonjol dan sering menjadi kesalahan oleh orang tua, yakini permisif. Orang tua permisif dimana orang tua gemar memanjakan anaknya dan secara tidak otoriter sehingga orang tua jarang menetapkan aturan atau memberikan ekspektasi yang jelas kepada anak. Memang benar orang tua jenis ini lebih responsif kepada anak karena lebih modern, toleran dan menghindari konfrontasi.Tetapi pola asuh seperti ini menjadikan anak memiliki pribadi yang tidak mandiri, mereka cenderung mengalami masalah yang berkaitan dengan kekuasaan dan berkinerja buruk di lingkungan sosialnya.
Orang tua yang permisif dapat berdampak buruk bagi anaknya, salah satu kasus nyata yang ingin saya bahas dalam konteks akibat dari orang tua yang permisif adalah Mario Dandy Satrio, berumur 20 tahun dan ditangkap polisi karena kasus penganiyaan David.Â
Mario Dandy dijerat dengan Pasal 76c juncto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 ayat 2 dan Mario Dandy terlihat tidak takut hukum dan mengangkat dagunya saat mengenakan baju oranye padahal kasus penganiyaan ini sangat besar. Hal ini disebut dengan High Power Pulse, dimana Mario Dandy tidak menunjukan penyesalan atas perbuatannya, merasa masih berkuasa, dan belum berempati terhadap korban yang dianiaya sampai koma. Hal ini disebabkan karena pola asuh dimana orang tua cenderung menuruti kemauan anak seperti yang saya katakan sebelumnya.Â
Tetapi Mario Dandy tetap mengaku bahwa ia menyesal atas perbuatan yang telah ia lakukan. Karena Pendidikan anak yang salah yaitu terlalu memanjakan anaknya dan sering menuruti semua kemauannya anak akan merasa lebih berkuasa seperti ekspresi yang ditunjukan oleh Mario Dandy. Takut merupakan hal yang relatif dan ditunjukan ketika seseorang merasa cemas atau bersalah, tetapi hal ini tidak ditunjukan oleh Mario Dandy yang mengenakan baju oranye dengan hukuman penjara maksimal 5 tahun beserta dijerat dengan Pasal 76c juncto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 351 ayat 2.
Akibat dari didikan orang tua yang salah dapat menjadi masalah yang sangat besar bagi masa depan anak. Sehingga sebaiknya orang tua memberikan Pendidikan yang layak dan memiliki dampak yang baik bagi anak. Pendidikan yang diberikan tidak terlalu memanja dan mengikuti kemauan seorang anak, memberikan komunikasi yang baik, jadilah role model yang baik dan bisa menjadi inspirasi anak, tidak terlalu keras tetapi tetap menetapkan aturan dan hukuman kepada anak agar anak tetap tertib dan menaati peraturan, memberikan ekspektasi dan harapan kepada anak, menumbuhkan rasa tanggung jawab, mengenalkan anak pada konsekuensi dari perbuatan mereka, dan masih banyak lagi.
Penting untuk diperhatikan sejak dini agar anak dapat dididik sejak kecil dan memiliki kepribadian yang baik dalam berinteraksi dan beraktivitas dalam suatu masyarakat.
Daftar Pusaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H