Berawal dari menonton film-film horor Indonesia membuat saya malah ingin tertawa bukan karena ngeri tetapi malah lucu. Sebut saja Sundel Bolong, Nyai Blorong, Suster Ngesot dan banyak lagi. Film-film ini kebanyakan bergenre humor dan dewasa. Pertanyaannya adalah: di mana letak kengeriannya?
Dibandingkan dengan film-film horor berbahasa Inggris yang saya tonton, saya merasakan begitu jomplangnya kualitas film horor kita dibandingkan dengan film-film ini. Film-film horor ini malah menjadi waralaba yang sukses dan menghasilkan. Oleh karena itu saya ingin membahas film-film horor berbahasa Inggris yang pernah saya tonton.
Halloween
Film ini berkisah tentang pembunuhan dengan penikaman yang dilakukan oleh Michael Meyers dalam upaya membunuh saudari satu-satunya yang masih hidup, Laurie Strode. Kisahnya bermula di tahun 1963 saat perayaan Halloween di mana bocah berusia 6 tahun, Michael Meyers membunuh saudarinya, Judith.
Dia kemudian dinyatakan gila dan dirawat di rumah sakit jiwa. Limabelas tahun kemudian, Michael berhasil melarikan diri dari rumah sakit jiwa di mana dia memburu Laurie Strode dan membunuh teman-teman Laurie. Ini merupakan salah satu mahakarya dari John Carpenter dan dibuat dengan anggaran biaya yang murah. Kesuksesannya, mirip dengan film James Bond yang dibuat dengan anggaran biaya murah tetapi sukses besar di pasaran.
Nightmare on Elm Street
Film ini berkisah Freddy Krueger, seorang pembunuh anak-anak yang memburu remaja-remaja dalam mimpi mereka dan membunuh mereka dalam mimpi. Alasannya sederhana karena ingin membalas dendam pada orang tua remaja-remaja ini yang telah membakarnya hidup-hidup. Ini menjelaskan kenapa Freddy bersosok terbakar parah seperti itu. Disebutkan bahwa Freddy bertambah kuat dengan mengonsumsi ketakutan-ketakutan remaja ini. Ini merupakan salah satu mahakarya dari Wes Craven.
Jadi bisa dibilang bahwa Freddy ini memang dasarnya atau turunan orang jahanam. Kengerian sendiri tercipta dari membedakan mana yang mimpi dan mana yang nyata. Overall, saya cukup suka dengan film ini karena film ini membuat saya ngeri dengan stigma: 'mimpi atau kenyataan ya'.
Friday The 13th
Film ini mirip dengan Halloween dan dibuat untuk mengikuti kesuksesan Halloween, antagonis utamanya bernama Jason Voorhees. Dia adalah anak laki-laki yang tenggelam di Camp Crystal Lake karena kelalaian staf camp. Bertahun-tahun kemudian, danau tersebut diisukan terkutuk dan memulai serangkaian pembunuhan massal dengan penikaman. Awalnya yang melakukan pembunuhan adalah ibunya Jason, Pamela Voorhees lalu barulah muncul Jason meneruskan pembunuhan. Tujuan Jason sebenarnya sederhana saja memastikan Crystal Lake tidak dimasuki orang luar.
Child’s Play
Film ini lagi-lagi mirip dengan Halloween. Berkisah tentang Charles Lee Ray (dipanggil Chucky), seorang pembunuh berantai di mana jiwanya terperangkap di dalam boneka Good Guy akibat dari ritual voodoo untuk menghindari akhirat dan neraka. Boneka ini lalu ditemukan oleh pemulung dan dijual ke Karen Barclay, yang memberikannya ke Andy sebagai hadiah ulang tahun.
Seiring berjalannya waktu Chucky harus mengeluarkan jiwanya dari boneka sebelum menjadi permanen, dan dengan demikian harus merasuki orang pertama yang dia beritau rahasianya-Andy. Putus asa untuk meninggalkan badan bonekanya, Chucky melakukan teror pada keluarga Barclay untuk mengembalikan jiwanya.
The Saw
Film ini cukup menarik karena bertemakan permainan kematian. Film ini berkisah tentang John Kramer atau biasa disebut Jigsaw Killer atau sederhananya 'Jigsaw'. Daripada membunuh langsung korbannya, Jigsaw menjebak mereka ke dalam situasi yang dia sebut dengan 'ujian' atau 'permainan' untuk menguji kemauan korban-korbannya untuk hidup melalui penyiksaan fisik.