Mohon tunggu...
ben10pku
ben10pku Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pemerhati (yang kata banyak orang) sangat jeli menilai sesuatu.

Generasi 70an. Suka membaca novel pengembangan kepribadian. Tokoh favorit adalah karakter-karakter Walt Disney.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Galaxy Note 7, Blunder Terbesar Samsung?

12 Oktober 2016   14:22 Diperbarui: 12 Oktober 2016   14:47 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://galaxynote7info.com/

Samsung akhirnya membuat pengumuman untuk menghentikan produksi Galaxy Note 7 dan menarik kembali semua produk Note 7 di pasaran. Hal ini dilakukan karena adanya permasalahan pada baterai yang bisa menyebabkan panas berlebihan sehingga rawan menyebabkan arus pendek. Ini merupakan salah satu blunder terbesar Samsung dan berimbas pada turunnya sahamnya Samsung di pasaran.

Mengapa Note 7?

Note 7 tentunya bukan ponsel pertama yang terbakar, atau bahkan penarikan produk besar-besaran pertama. Tahun 2009, Nokia menarik 46 juta baterai ponsel yang beresiko terbakar. Tidak ada merek atau model yang betul-betul aman karena rata-rata baterai yang digunakan berbahan lithium-ion yang berpotensi arus pendek meskipun persentasenya sangat kecil.

Yang membuat Note 7 itu berbeda: Samsung mungkin secara tidak sengaja memaksa mengecilkan ukuran baterainya dari ukuran yang seharusnya. Dengan kata lain lapisan pemisah/pita penyekat antara sel baterai semakin tipis menyebabkan semakin tingginya kemungkinan arus pendek akibat desain Note 7 yang sangat ramping.

Kesalahan Samsung

Menurut analis pasar, kesalahan utama Samsung adalah karena mereka terburu-buru untuk melemparkan produk ke pasaran dan saya setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena dalam waktu yang bersamaan, Apple bersiap meluncurkan iPhone 7 dan iPhone 7 Plus di musim liburan belanja.

Mungkin menurut mereka, sangat penting untuk meluncurkan Note 7 secepat-cepatnya ke pasaran tetapi mereka lupa bahwa kendali kualitas (quality control) yang memastikan produk bebas dari cacat juga sangat penting. Harusnya Samsung memberi waktu lebih untuk QC tetapi mereka memilih melemparkan Note 7 ke pasaran.

Bisa jadi di saat QC, Samsung sudah menemukan kemungkinan arus pendek tetapi karena diprediksi persentasinya tidaklah besar sehingga Samsung akhirnya mengabaikan fakta ini dan berani melempar Note 7 ke pasaran.

Peluncuran Note 7 menjadi mimpi buruk dan menghubungkan nama Samsung sebagai produk berbahaya. Meski Note 7 sudah tidak ada, Samsung masih menghadapi tantangan untuk memperbaiki citranya yang rusak dan mengembalikan kepercayaan di mata konsumennya.

Kesimpulan

Andai Samsung bisa lebih sabar dalam melakukan pemeriksaan kualitas pada Note 7 lewat QC yang cukup dan tidak terburu-buru dalam melemparkannya ke pasaran tentunya Samsung tidak akan menemui masalah sebesar ini. Yang jelas pesaing Samsung mengambil peluang dari kasus ini seperti Apple (iPhone 7) dan Google (Pixel) dan LG (V20). Jadi di saat Samsung mendapat musibah, pesaingnya (Apple, Google dan LG) berpeluang mendapatkan berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun