Mohon tunggu...
bambang purnomo
bambang purnomo Mohon Tunggu... -

Penikmat sastra: "Aku ada, agar engkau bahagia. Aku tiada, agar cinta tak terluka"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta, Kutuk Aku dalam Keabadian!

10 November 2012   02:35 Diperbarui: 21 Maret 2018   11:19 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (pixabay)

Sepasang tangan ini adalah doa; saat kebahagiaan ada, saat kesedihan tiba. 

"Musim apalagi yang kau tunggu, bukankah cinta hanya menunda kecemasanku", katamu pada suatu waktu. 

"Sepasang tanganku berdoa; musim tak akan pernah ada!", kataku, mencoba mengelabuhi waktu. 

Lalu angin menerbangkan sunyiku, dan juga sunyimu, pada sesuatu yang asing, sesuatu yang tak pernah tunduk pada waktu; sesuatu yang cinta sendiri pun tak pernah tahu.

"Bukankah kita hanyalah sepasang kesedihan yang saling menentramkan?", tanyamu pada sepiku.

"Lalu, siapa yang abadi; jika cinta hanya mengajarkan ketabahan saat kehilangan?", tanyaku, sambil sesekali mencoba menghentikan detak waktu.

"Tak ada yang abadi; selain sunyi, selain puisi..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun