Mohon tunggu...
Bem Wiezhanarcho
Bem Wiezhanarcho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Semangat untuk berbagi. Berbagi agar dapat saling menyemangati hidup. Karena hidup ini memang untuk berbagi. Dengan berbagi hidup akan lebih "hidup". Ganbatte !!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Batu Karang Saja Berlubang

11 Maret 2014   00:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Siapapun pasti sepakat bahwa yang namanya batu pasti keras karenanya diberi nama benda padat. Apalagi batu gunung, batu kali atau batu karang, semuanya sangat keras sekali, kalaupun batu kali dan batu karang di tempat air setiap saat, tidak sedikitpun berlubang atau berubah.

Namun bukan berarti air tidak bisa merubah batu kali dan batu karang. Saya termasuk yang percaya, tetesan air mampu melubangi batu. Buktinya di gua-gua yang didalamnya ada air mengalir atau menetes dari staklatit, membentuk bebatuan yang runcing di bagian atas gua. Jika airnya menimpa batu dibawahnya, pasti ada jejak lengkungan atau lubang yang tercipta olehnya.

Memang butuh waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk merubah batu dengan tetesan air. Namun jika Tuhan menghendaki, batu tersebut bisa berubah dalam hitungan menit. Caranya? Tuhan tinggal mendatangkan manusia tambang yang akan meledakan batu di gua atau pegunungan, memanggil pemecah batu untuk menghancurkan batu kali agar mudah diangkut ke atas truk, bukankah hal itu teramat mudah?

Begitupun manusia, pada hakikatnya tercipta dengan bekal untuk menjadi orang yang keras kepala seperti batu. Rata-rata tipenya seperti batu yang akan berubah jika hanya ditetesi air secara rutin, prosesnya lamaaaaa sekali. Namun ada juga batu-batu atau manusia yang mendapat berkah/hidayah untuk berubah secara cepat, melalui perantaraan “manusia pemecah batu” atau mungkin “manusia pembawa ledakan”

Dan saya termasuk orang yang percaya bahwa setiap manusia diberikan kesempatan untuk berubah mendekat kearah kebaikan, diberi kekuatan untuk mengambil keputusan dan diberikannya kebebasan untuk memilih diantara jalan menuju perubahan yang baik atau tetap untuk tinggal dengan nyaman dengan segala keterbatasan, kekurangan dan keburukannya.

Saya percaya setiap orang bisa melihat, memilah dan memilih dengan jelas dan terang bahwa jalan yang kanan adalah kebaikan dan jalan yang kiri adalah keburukan, namun sayangnya hanya sedikit sekali yang memilih untuk berubah dan mengambil jalan yang kanan. Bagaimana dengan anda?? Wallahu alam bis showab, hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun