Mohon tunggu...
BEM FKIP UHAMKA
BEM FKIP UHAMKA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

LEMBAGA EKSEKUTIF FKIP UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Profesionalitas Mahasiswa Pendidikan dalam Menghadapi Tantangan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

10 Juni 2024   15:10 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:56 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Suci Maharani (Pendidikan Bahasa Inggris)


Kurikulum Merdeka adalah pendekatan baru dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan kebebasan lebih besar kepada pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dengan tujuan untuk mengembangkan potensi individu secara maksimal. Profesionalitas dalam pendidikan sangat penting karena menentukan kualitas dan efektivitas proses belajar mengajar. Sebagai calon pendidik, mahasiswa pendidikan harus mampu menghadapi tantangan ini dan mengembangkan diri mereka agar siap terjun ke dunia pendidikan yang dinamis. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa pendidikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka dan memberikan panduan serta strategi untuk meningkatkan profesionalitas mereka. Dengan demikian, mahasiswa pendidikan dapat lebih siap dan kompeten dalam menjalankan peran mereka sebagai pendidik di masa depan.

Menurut laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, dimana konten pembelajaran lebih optimal sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada sekolah dan pendidik untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik dan konteks lokal. Konsep dasarnya adalah pembelajaran yang holistik, integratif, dan kontekstual. Kurikulum ini berbeda dari kurikulum sebelumnya yang lebih kaku dan berorientasi pada standar seragam. Tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah mengembangkan kompetensi dan karakter peserta didik, serta memberikan ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajaran.

Perubahan metode pengajaran dan pembelajaran menjadi salah satu tantangan utama dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini menuntut pendidik dan peserta didik untuk berpindah dari metode pengajaran konvensional ke pendekatan yang lebih interaktif dan partisipatif. Ini menuntut mahasiswa pendidikan untuk mempelajari dan menguasai metode pembelajaran baru. Adaptasi terhadap teknologi dan inovasi dalam pendidikan juga menjadi tantangan signifikan. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran menjadi semakin penting, dan mahasiswa pendidikan harus familiar dengan alat dan platform digital yang mendukung proses belajar mengajar. Selain itu, pengelolaan waktu dan beban tugas yang berbeda memerlukan manajemen waktu yang efektif dari pendidik, karena Kurikulum Merdeka memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.

Pengembangan keterampilan komunikasi dan kolaborasi juga krusial. Mahasiswa pendidikan harus mampu berkomunikasi dengan baik dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk peserta didik, sesama pendidik, dan orang tua. Profesionalitas dalam pendidikan mencakup sikap, perilaku, dan kompetensi yang menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan etika dalam mengajar. Komponen utama profesionalitas meliputi pengetahuan tentang materi ajar,
keterampilan pedagogis, dan sikap yang mencerminkan dedikasi dan tanggung jawab. Pentingnya pengembangan profesionalitas sejak dini tidak bisa diabaikan. Mahasiswa pendidikan perlu mulai mengembangkan profesionalitas mereka selama masa studi agar siap menghadapi tantangan di lapangan kerja.

Untuk menghadapi tantangan Kurikulum Merdeka, mahasiswa pendidikan perlu mengadopsi berbagai strategi. Pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan diri sangat penting. Mahasiswa pendidikan harus terus belajar dan memperbarui pengetahuan mereka melalui berbagai sumber, termasuk pelatihan dan workshop. Penggunaan teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar juga merupakan strategi kunci. Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Selain itu, kolaborasi dan networking dengan sesama mahasiswa dan dosen dapat membantu mahasiswa pendidikan dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi.


Manajemen waktu dan prioritas tugas juga sangat penting. Mengembangkan kemampuan untuk mengatur waktu dan prioritas sangat penting untuk menangani berbagai tugas dan tanggung jawab secara efektif. Tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa pendidikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka mencakup perubahan metode pengajaran, adaptasi terhadap teknologi, pengelolaan waktu, dan pengembangan keterampilan komunikasi. Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi mahasiswa pendidikan untuk terus mengembangkan profesionalitas mereka melalui pembelajaran berkelanjutan, penggunaan teknologi, kolaborasi, dan manajemen waktu yang efektif.

Mahasiswa pendidikan harus terus termotivasi untuk berkembang dan beradaptasi dengan perubahan dalam sistem pendidikan. Dukungan dari institusi pendidikan dan pemerintah sangat penting untuk memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan profesionalitas yang tinggi, mahasiswa pendidikan dapat menjadi pendidik yang kompeten dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun