Diskusi selanjutnya diarahkan kepada peserta untuk saling menanggapi dan melempar pertanyaan. Terdapat berbagai pandangan mengenai bahasa dan pendidikan, salah satunya peserta yang menyatakan pendapatnya dalam upaya mempertahankan bahasa Indonesia.
“Berbagai kondisi telah mengakibatkan bahasa Indonesia terkikis sedikit demi sedikit. Salah satu upaya ialah pendampingan orang tua dan lingkungannya untuk mempertahankan bahasa Indonesia melalui interaksi atau pendidikan.” Ujar salah satu peserta.
Pendampingan yang dimaksud merupakan penanaman penggunaan bahasa Indonesia oleh lingkungan keluarga, karena sudah terdapat tren yang justru menyuruh anak menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.
Selanjutnya terdapat pendapat peserta mengenai wacana Kurikulum Merdeka yang tengah diuji coba oleh pemerintah untuk menjadi kurikulum baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu kritik di Kurikulum Merdeka yakni masih sangat minimnya porsi pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Seorang peserta menyatakan, “Kurikulum Merdeka masih sangat minim implementasinya di Indonesia, dan bahasa Indonesia memiliki porsi yang sedikit. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak dilakukan dengan variatif, dan terkesan monoton padahal pembelajaran ini sangat berdampak bagi siswa nantinya.”
Akademia ini merupakan Akademia keempat yang dilaksanakan pada Selasa, 7 Februari 2023 di Lapangan Miring FKIP UHAMKA. Terdapat 35 peserta yang hadir turut meramaikan diskusi kali ini. Akademia keempat ini merupakan hasil kolaborasi antara BEM FKIP UHAMKA dan HIMA PBSI FKIP UHAMKA.
Terakhir diskusi ditutup oleh moderator setelah berbagai pandangan. Bahasa Indonesia harus tetap dipertahankan dalam dunia pendidikan karena dampaknya bagi siswa Indonesia, jangan sampai karena derasnya arus globalisasi, bahasa yang seharusnya menjadi identitas nasional justru tergerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H