Hari ketiga dari PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan daganganku masih tetap saja utuh. Omset yang biasanya mencukupi anak istri setiap hari kali ini uang bensin saja tak memadai. Menatap kanan kiri ketika gerobak ku berhenti di sisi jalan raya yang biasanya ramai kini terpantau sepi, kali ini hanya angin saja yang lalu lalang tanpa memberi ku harapan yang biasanya ada dan berenang dalam kepala.
Waktu masih berdetak, detik semakin cepat tiap kali menatap daganganku yang masih penuh. Masker dan hand sanitizer dari kelurahan juga tak membantu. Perutku mengering dan menggerutu belum lagi istriku yang makin kesini makin garang. Katanya semenjak diputus sepihak oleh pabrik tempatku dahulu bekerja aku makin tidak bertanggung jawab. Ia bilang juga skin care nya habis dua bulan lalu. Sial kenapa dunia menghimpitku?
Pukul 6 sore, daganganku tetap mantap tak pergi ke perut pelanggan. Menatap kanan kiri kembali lalu menghela nafas panjang sambil sesekali menggaruk kepalaku. Ku raih dompet dari kantong kiri ku. T
ampak kosong melopong mirip otak dan perutku yang kalang kabut bingung uang modal yang hangus. Sejam berlalu dan daganganku tetap begitu, ingin ku berteriak namun seperti biasa “orang kecil bisa apa?” begitulah kata orang-orang yang pernah kuat tapi akhirnya berakhir pasrah.
Setengah jam berlalu, akhirnya seorang datang membeli daganganku. Ia melahap dengan nikmatnya sehingga senyumku terlukis kali ini dan syukur kuucap dalam hati. 15 menit kemudian ia selesai makan lalu bercengkrama perihal sikap dan keadaan. Tiba-tiba riuh sirine bergemuruh mobil damkar tampak garang bersamaan menyemprot lapak kami.
Seorang turun dari mobil damkar lalu menyalahkanku karena orang-orang sepertiku menyebabkan kekacauan skala nasional. Seketika termenung aku dibuatnya begini salah begitu juga salah mungkin menjauh dari hidup adalah solusinya.
Penulis : Dave Yehosua Tiranda Bongga
Pengiriman karya dapat anda ketahui melalui akun instagram Bem Fisip Untag Surabaya di postingan berikut ini, klik "Pengiriman Karya" dibawah ini :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H