Surabaya, 29 Juni 2024 -- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (BEM FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkolaborasi dengan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Bhayangkara (Ubhara) mengadakan acara Hari Literasi Mahasiswa di Alun-alun Surabaya. Acara yang digelar pada Sabtu ini bertujuan untuk mengkritisi dan mendiskusikan kebijakan terbaru pemerintah mengenai Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Sekar, Ketua Pelaksana acara dari Departemen Aksi, Strategi, dan Advokasi (Kastrad) BEM FBHIS, mengungkapkan bahwa program kerja ini dirancang untuk menyoroti informasi terkait Tapera yang baru saja dikeluarkan oleh pemerintah. "Kami ingin memberikan wadah bagi mahasiswa untuk mendiskusikan kebijakan ini dan melihat apakah Tapera benar-benar menjadi solusi atau justru menjadi beban bagi masyarakat," ujar Sekar.
Dengan tema "TAPERA: Solusi atau Beban?", acara ini mengundang partisipasi aktif dari mahasiswa untuk mendalami berbagai sudut pandang mengenai kebijakan Tapera. Para peserta acara dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan menganalisis kebijakan ini dari berbagai perspektif, termasuk pemerintah, masyarakat, mahasiswa, dan sudut pandang sosial budaya.
Diskusi Kelompok : Perspektif Berbeda
Dalam sesi diskusi, masing-masing kelompok mengutarakan pandangan mereka mengenai Tapera:
Menurut Pemerintah : Kelompok ini menyatakan bahwa Tapera diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah perumahan yang kian mendesak di Indonesia. Pemerintah menganggap Tapera sebagai langkah strategis untuk membantu masyarakat memiliki rumah dengan skema tabungan yang terjangkau.
Menurut Masyarakat : Kelompok yang mewakili pandangan masyarakat menyoroti bahwa meskipun tujuan Tapera baik, pelaksanaannya perlu diawasi ketat agar tidak membebani masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Ada kekhawatiran bahwa iuran wajib Tapera bisa menjadi tambahan beban finansial bagi keluarga yang sudah struggling dengan biaya hidup sehari-hari.
Menurut Mahasiswa : Pandangan dari kelompok mahasiswa menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana Tapera. Mereka menekankan perlunya mekanisme pengawasan yang kuat agar dana yang terkumpul benar-benar digunakan sesuai tujuan, yaitu membantu masyarakat memiliki rumah.
Menurut Perspektif Sosial Budaya : Â Dari sudut pandang sosial budaya, kelompok ini membahas dampak kebijakan Tapera terhadap komunitas lokal dan struktur sosial di Indonesia. Mereka menyoroti pentingnya kebijakan perumahan yang inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan berbagai kelompok masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil.
Menumbuhkan Kesadaran Kritis Mahasiswa