Mohon tunggu...
BEM FAI UNDAR
BEM FAI UNDAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Badan Eksekutif Mahasiswa FAI UNDAR

📌Official Account _________________________________ @be._fai.undar @himaprodi_pai.undar @iat_undar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

31 Agustus 2024   10:47 Diperbarui: 31 Agustus 2024   10:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

    Sudah 79 tahun Indonesia mulai terbebas dari penjajahan. Segala bentuk perjuangan dan pertumpah darahan terkuras habis-habisan untuk satu kata, yaitu "Merdeka". Kisah yang begitu panjang dan amat mengharukan dari para pahlawan senantiasa terkenang dihati dan pikiran.

Mungkin bisa dikatakan bahwa penjajahan dalam bentuk peperangan di Indonesia telah berakhir. Namun, apakah dengan adanya kata "merdeka" hanya berhenti sampai disitu saja perjuangan warga Indonesia?. Tentunya tidak!.

Merdeka secara harfiah berarti bebas dari belenggu, tekanan. Bebas dari penjajahan atau kekuasaan pihak tertentu yang lebih ditekankan pada kebebasan dari penderitaan fisik dan materi. Namun dalam perspektif filosofis, di agama Buddha memandang bahwa kemerdekaan bukan hanya terbebas dari belenggu yang mengikat fisik, namun juga bebas dari belenggu batin dan pikiran. Kemerdekaan bukan hanya langkah awal membangun kemanusiaan yang beradab, tetapi juga mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial, baik dalam skala nasional maupun global.

Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan", maka perayaan kemerdekaan menjadi salah satu wujud menghargai jasa para pahlawan. Namun, bukan hanya sekedar euforia semata, tapi tentu nilai-nilai yang terkandung dalam dasar negara (pancasila) juga harus ditanamkan dalam peringatan tersebut. 

Perayaan peringatan kemerdekaan menjadi hal yang sangat penting dalam pembentukan perwujudan nilai persatuan dan kesatuan. Karena disitu, semua keberagamaan suku, agama dan budaya bergotong royong menjadi satu. Hal ini menjadi salah satu perwujudan dari pesan Presiden RI yang ke-4 (Gus Dur) "Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan."

Mungkin sudah terhitung 3 tahun pasca Indonesia terdampak Covid-19, peringatan kemerdekaan mulai bersemarak ria diselenggarakan di tiap-tiap daerah. Peringatan tersebut dimulai dari adanya perlombaan, pawai kreasi, jalan sehat dan aneka kegiatan lainnya. Tetapi perlu di garis bawahi, bahwa tidak semua peringatan kemerdekaan mencerminkan nilai pancasila dan peringatan kemerdekaan tidak harus dengan perayaan yang meriah, cukup dengan rajin belajar dan taat pada aturan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun