Suatu ketika seorang gadis datang dan bertanya kepadaku, mana yang akan aku pilih ketika aku di perhadapkan pada suatu persoalan yaitu hamil di luar nikah. Minta pertanggungan jawab dari lelaki itu atau membiarkan janin itu bertumbuh dan lahir tanpa seorang ayah? Awalnya aku sedikit bingung juga menjawabnya. Kemudian aku berusaha menarik informasi mengapa dia bertanya demikian..baru aku ketahui bahwa dia mengandung dari seorang pria yang punya karakter yang tidak baik, suka mabuk, kasar dan tidak berpenghasilan. Bahkan sering kali gadis ini di sakiti dengan sikap sang pacar yang suka berkhianat dengan menjalin hubungan dengan gadis lain.
Sejenak aku merenung akan pertanyaan itu, dan mencoba untuk masuk di posisinya, bagaimana jika aku jadi dia. Agak sulit memang, karena ini suatu dilema. Namun aku mencoba untuk merenung dari pertanyaan itu.Dan aku menemukan sebuah jawabannya: Aku tidak akan pernah mau untuk menikah dengannya sekalipun aku sedang mengandung anaknya. Mengapa aku berpikir demikian...?
Aku berpikir bahwa menikah itu untuk menjadi lebih baik, menikah hanya untuk satu kali saja, tetapi bila pasangan kita kelihatan karakter yang sangat tidak bertanggung jawab, dan pola hidup yang semaunya, buat apa aku harus menanggung derita seumur hidup dengannya. Aku berpikir, dengan mengandung sebelum adanya pernikahan aja sudah merupakan kesalahan, dan mungkin itu juga merupakan penderitaan yang merupakan hasil dari keputusan yang keliru, apakah harus aku mengambil keputusan yang keliru lagi dengan menikah dengannya?
Mungkin ini akan nampak kejam ketika memutuskan untuk membiarkan seorang anak lahir tanpa status yang jelas, yang lahir tanpa ayah. namun akan sangat menyakitkan ketika anak itu lahir dan bertumbuh di tengah keluarga yang setiap harinya bertengkar dan melihat perlakuan" yang tidak baik dari orang tuanya. Sadarkah orang tua dengan dampak apa yang akan diterima anaknya jika sering melihat orang tuanya bertengkar? sadarkah bahwa luka yang ada di dalam hati anak itu akan sangat mempengaruhi masa depannya? Aku berpikir mungkin lebih baik aku akan membesarkan anak itu seorang diri tapi dengan penuh cinta dan kasih sayang, dengan perjuangan dan juga air mata dan tanpa menutupi siapa ayahnya dari pada aku harus menuntut sebuah pertanggungan jawab yang datangnya dari rasa ego tapi tanpa pernah berpikir apa dampak dari sebuah keputusan yang keliru dengan menikahi pria yang tidak bertanggung jawab dan karakter yang buruk.
Jika anda ada di pihak wanita yang sedang mengalami persoalan ini, mana yang akan anda pilih?
Aku hanya berpikir bahwa segala sesuatu yang hendak kita lakukan, kita harus pertimbangkan dengan baik, termasuk apa dampaknya. Dan ternyata inilah yang aku lihat ketika kita salah dalam mengambil sebuah keputusan, betapa besar harga yang harus kita tanggung. Pilihan kita akan menentukan masa depan kita. Sebab Kebahagiaan itu merupakan pilihan. Setiap hari kita akan di perhadapkan pada sebuah pilihan.. Mana yang harus ku pilih ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H