Dia menyadari kekeliruannya seminggu sebelumnya, dia memang minta ijin kepada sang senior untuk mengisi jam mengajar dengan dosen tamu yang sahabatnya dari negeri samba, tak dinyana sang sahabat meminta penundaan itu seminggu lagi. Ketika dia hendak berkoordinasi dengan mahasiswa ada pesan masuk bahwa minggu depannya itu memang giliran Putu Baglur mengajar. Oleh karenanya, dia berpikir tidak perlu koordinasi dengan pihak lain untuk mengelola waktu mengajar.
Ketika dia menerima umpatan kasar secara lisan dan tulisan barulah Putu Baglur menyadari bahwa dia keliru mengartikan pesan masuk. Ternyata mahasiswa yang menyampaikan giliran Putu Baglur itu punya jam mengajar itu ada kelas yang berbeda dari kelas yang jam mengajarnya dialokasikan untuk dosen tamu.Â
Walau hati sakit, muka merah menahan emosi serta rasa malu teramat sangat dikatai tak punya adab dan orang bodoh dia tetap mengetik jawaban di pesawat iphone buat sang guru besar yang menindas itu. "inggih Prof. Ampure titiang salah... kemaren lupa mengembalikan waktunya ke Prof., setelah koordinasi dengan dosen tamunya ternyata tidak bisa tanggal 4. bisanya tanggal 11 nika., mhn maaf sekali lagi ini murni kesalahan titiang, kebetulan minggu lalu ada perjalanan di luar kota dan ada agenda agak padat lupa menginformasikan ". Â Lalu Putu Baglur mengirim pesan itu seraya berguman "Goblok-goblok gini, saya pernah menerima beasiswa dan kuliah di luar negeri!" katanya menghibur diri menepis hati yang terluka bukan karena tak berdaya, namun berusaha menjadi pribadi bersahaja. .
Mengani, Penghujung 2024!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI