Keadaan setiap manusia berbeda-beda baik dari segi fisik,mental,lingkungan termasuk pendidikan. Kita tidak bisa memilih terlahir di keluarga yang seperti apa dengan segala kelebihan dan kekurangannnya. Dalam hal pendidikan contohnya, terdapat banyak perbedaan tingkat pendidikan yang ditempuh setiap manusia walaupun dari keluarga yang sama, setiap individu memiliki kecenderungan memilih sesuai keinginannya baik dari segi keinginan ,cita-cita ataupun hal diluar itu seperti keadaan dana ataupun jarak.
Sudah hal yang lumrah berkembang di masyarakat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin menentukan tingkat kesuksesan seseorang dalam berkarir, padahal jika kita lebih banyak mengikuti perkembangan orang-orang yang sukses banyak diantara mereka yang memiliki tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi, bahkan ada beberapa orang sukses yang mengalami putus sekolah ataupun drop out dari kampusnya , contohnya pendiri Facebook ia tidak menyelesaikan kuliahnya tetapi dengan tekun dan yakin ia pun berhasil mencapai kesuksesan  sehingga saat ini ia dijadikan sebagai salah satu contoh orang sukses yang tidak menempuh pendidikan tinggi bahkan ia mempekerjakan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi darinya. Dari orang -- orang sukses itu kita bisa belajar bahwa tingkat pendidikan bukan syarat mutlak untuk sukses. Pendidikan memiliki fungsi mengembangkan kemampuan berfikir,membentuk watak individu, selain itu melalui pendidikan seseorang mampu mengembangkan keahlian dan potensi yang dimiliki, pendidikan membuat kita mampu untuk berfikir secara mandiri, kesuksesan hanyalah masalah waktu. Banyak hal-hal yang tidak dapat dipelajari melalui pendidikan formal ataupun informal salah satunya pengalaman. Orang sukses berani berbuat,berani melangkah menjalani semua proses untuk dijadikan pengalaman bagi dirinya dalam mengambil keputusan. Pengalaman dan praktek yang akan mengajarkan banyak hal seperti ungkapan "50% ilmu didapatkan melalui praktek" contohnya kita tidak mungkin belajar sepak bola hanya melalui teori di kelas, kita harus praktek di lapangan bola. Pandangan masyarakatlah yang  pada umumnya menganggap pendidikan yang tinggi sebagai syarat mutlak dalam mencapai kesuksesan sebagai contoh profesi dokter didapat dengan sekolah yang tinggi dan biaya yang besar sehingga kesuksesan pasti akan di dapat dengan mudah, pandangan inilah yang harus diubah apalagi jaman sekarang arus informasi sangat banyak kita bisa memanfaatkan kecanggihan tekhnologi sebagai sarana belajar, banyak pengusaha muda yang lahir dan sukses di jaman era digital karena mereka pintar dalam memanfaatkan tekhnologi dan melihat peluang-peluang apa saja yang bisa digunakan untuk mengembangkan usahanya, sehingga banyak lahir pengusaha mudah yang dikenal masyarakat mulai dari pengusaha kuliner,entertainment,creativepreneur,digitalpreneur,dll
Mengubah pandangan bahwa pendidikan tinggi sebagai syarat mutlak kesuksesan sangat sulit, diperlukan perjuangan,konsistensi,bukti nyata di masyarakat. Mereka bukan tidak berpendidikan tinggi bahkan ada beberapa yang sampai menempuh kuliah di luar negeri hanya saja mereka berani berproses,berani mengambil langkah dan konsisten menjalaninya. Selain pendidikan dan pengalaman,salah satu faktor yang tidak boleh dilewatkan adalah konsistensi dalam berdoa, kita sebagai masyarakat Indonesia yang beragama pasti diajarkan untuk selalu menyertakan doa dalam tiap kegiatan kita terlepas dari agama apapun yang kita anut, hambatan dalam hal apapun yang kita temui jika Tuhan menghendaki kita menjadi orang sukses maka tidak ada yang tidak mungkin.
Kita tidak bisa melihat dari sudut pandang pendidikan saja,tetapi banyak hal berperan di dalam kesuksesan seseorang. Pada akhirnya pendidikan merupakan salah satu penentu kesuksesan bukan satu-satunya penentu kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H