Mohon tunggu...
bello_atlesta
bello_atlesta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Old Memories

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Taman Satwa Cikembulan : Alternatif Wisata Fauna

31 Januari 2014   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_309387" align="alignleft" width="300" caption="Taman Satwa Cikembulan"][/caption]

Taman Satwa Cikembulan. Nama itu masih asing di telinga kita namun sudah tidak asing bagi masyarakat Kabupaten Garut dan sekitarnya. Beberapa waktu lalu, ketika saya sedang tugas liputan di Garut, tidak lupa saya menyambangi tempat wisata yang ramah lingkungan ini.  Taman Satwa Cikembulan terletak di Desa Cikembulan, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Berdiri di tanah seluas lima hektar, Rudi Arifin, selaku Manager Operasional yang saya temui menyatakan Taman Satwa ini bermula dari sebuah hobi. Hobi mengoleksi berbagai macam hewan sejak tahun 1998. Lalu pada tahun 2009, Taman Satwa Ciekmbulan dibuka untuk umum setelah mendapat izin dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Akses menuju Taman Satwa Cikembulan tidak sulit. Berada di jalur utama Bandung - Garut memudahkan siapa saja untuk berkunjung. Begitu kita sampai di Kecamatan Kadungora tepatnya selepas perlintasan rel Kereta Api, kita dapat melanjutkan perjalanan menggunakan delman dan ojek untuk sampai di Taman Satwa Cikembulan. Sepanjang perjalanan menuju Taman Satwa Cikembulan, kita akan disambut pemandangan yang menyejukkan mata. Hamparan sawah berwarna hijau. Gemericik air di pinggir kali bak alunan irama musik yang menenangkan hari. Pemandangan gunung gemunung tersaji dengan indah. Tidak lupa segarnya udara bersih yang terasa sejuk di paru paru.

Butuh waktu sekitar 5 - 10 menit menggunakan ojek atau delman dari jalan utama menuju Taman Satwa Cikembulan. Begitu sampai di depan pintu gerbang taman, kita akan disambut riuhnya suara dari satwa satwa yang ada di dalam taman. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp. 12.000,- untuk dewasa saya segera bergegas masuk ke taman. Sedangkan untuk anak anak dikenakan tarif Rp. 6.000,- . Seekor burung beo menyapa saya saat melangkahkan kaki menghampiri kandangnya. Koleksi burung yang tergolong langka juga ada di taman ini. Seperti, Kasuari Gelambir Ganda, Cangak Abu, Itik Mandarin dan banyak lainnya.

[caption id="attachment_309389" align="alignleft" width="300" caption="Anak Macan Tutul"]

1391161393925658559
1391161393925658559
[/caption]

Rudi Arifin, Manager Operasional Taman Satwa Cikembulan, mengkategorikan satwanya menjadi tiga golongan besar. Mamalia, Reptil dan Burung. Empat ekor macan tutul menjadi daya tari utama di taman ini. Macan tutul hewan liar yang terancam punah, mendapat tempat perlindungan yang aman dan nyaman di taman ini. Bahkan, ketika saya berkunjung kesana pertengahan Januari 2014 lalu, macan tutul betina melahirkan seekor anak macan tutul. Itu kelahiran alami pertama seekor macan tutul di Taman Satwa Cikembulan.

Melindungi satwa satwa liar dari kepunahan menjadi semangat yang tertanam di benak para karyawan. Mereka terlihat begitu mencintai hewan - hewan yang mereka rawat. Sinar mata antara pawang hewan dan si hewan nampak akrab. Tak ayal hewan hewan di taman ini begitu nyaman hidup di situ. Seekor macan tutul jantan bernama Bel patuh pada pawangnya saat diminta melakukan atraksi. Burung Kakak Tua berbulu putih berjambul kuning mendekatkan kepalanya kepada saya, menandakan si burung ingin dibelai. Seekor berang berang bercicit ramai saat saya menyapa di kolamnya. Bahkan sepasang singa afrika jantan dan betina mengaum ketika saya mengetuk ngetukkan kaca kandang mereka. Hiburan bersama satwa yang sangat menyenangkan.

[caption id="attachment_309390" align="alignleft" width="300" caption="Burung Kakak Tua"]

1391161430749571326
1391161430749571326
[/caption] Taman ini begitu asri. Kandang hewan berjauhan satu sama lain diselingi taman taman kecil menimbulkan suasana segar. Taman ini juga dilengkapi dengan saung saung yang dapat digunakan untuk bercengkerama dengan  anggota keluarga kita. Tak lupa kita dapat melepas lelah di sebuah kolam ikan. Ya kolam ikan yang istimewa. Kolam terapi ikan. Hanya membayar Rp. 5000,-/jam kita dapat menikmati "patokan" ikan ikan kecil di sekujur kaki. Dan bila anda ingin meluangkan waktu lebih lama lagi di sini, kita dapat memyewa  bungalow. Tarifnya pun terjangkau.  Dengan Rp. 300.000,-/malam kita dapat menikmati liburan di bungalow Taman Satwa Cikembulan. Alunan suara para hewan seakan mengantar kita ke alam mimpi. Morning Callnya pun sangat alami. Pukul lima pagi sekumpulan Lutung Jawa akan berteriak teriak membangunkan kita.

Jadi, Taman Satwa Cikembulan bisa menjadi alternatif destinasi wisata kita melepas penat dari rutinitas sehari hari. Bercengkerama bersama para satwa di tengah tengah keasrian alam.

[caption id="attachment_309384" align="alignleft" width="300" caption="Lutung Jawa"]

1391161075775133548
1391161075775133548
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun