"Ki Hajar Dewantara diberi gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.pemberian gelar itu ditetapkan pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno."
Ki Hajar Dewantara lahir dari keluarga Ningrat di Yogyakarta pada tanggal 2 mei 1889.Nama Aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.Namun pada usia 40 tahun,beliau berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
Beliau tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan Raden Mas,karena beliau ingin dekat dengan rakyat.Beliau lulus dari ELS (Sekolah Dasar Belanda),lalu melanjutkan pendidikannya di Stovia(Sekolah Dokter Bumiputera)namun tidak selesai.
Stovia adalah sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk orang indonesia.kemampuannya berbahasa Belanda digunakannya untuk menulis kritikan-kritikan terhadap pemerintah Belanda.
Baca juga : Model Homeschooling dalam Mengatasi Keterbatasan Pendidikan Formal
Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di banyak surat kabar,yaitu Oetoesan Hindia,Kaoem Moeda,Thahaja Timoer,De Express,Poesara,Sedyotomo,dan Midden Jaya.Tulisan-tulisan beliau mampu membangkitkan semangat kebangsaan orang indonesia.
Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam kegiatan politik.melalui organisasi Boedi Oetomo,beliau menyuarakan pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara.pada tahun 1912 beliau bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkoesomo mendirikan Indische Partij merupakan partai yang bertujuan mencapai Kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1913,Ki Hajar Dewantara mengkritik perayaan 100 tahun bebasnya belanda dari penjajahan perancis.akibatnya beliau dibuang ke negeri Belanda.
Baca juga : Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Lembaga Pendidikan
Di sana beliau mempelajari pendidikan dan pengajaran.Selanjutnya,pada tanggak 3 juli 1932 Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia.Beliau mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa,yaitu sekolah nasional pertama bagi rakyat Indonesia.