Mohon tunggu...
Bellghis L.Z
Bellghis L.Z Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Salam kenal dan selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korean wave di Indonesia

26 Desember 2020   10:04 Diperbarui: 29 Mei 2021   11:40 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Stasiun televisi Indonesia pertama yang menayangkan K-Drama yaitu Trans TV. Drama pertama yang ditayangkan pada 26 Maret 2002, berjudul “Mother’s Sea”. Pada 1 Juli 2002, Indosiar menyusul dengan menayangkan “Endless Love” (Ade, 2011). K-Drama dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui media televisi ataupun platform untuk menonton film, seperti WeTV dan Netflix. Penyebaran K-drama yang semakin luas, menjadi sarana berkembangnya bahasa maupun kebudayaan Korea lainnya, dimana hal ini bisa membuat Korean wave semakin dikenal dunia.

Terakhir, ada variety show Korea yang juga lebih menarik bagi kaum milenial di Indonesia salah satunya, yaitu “The Return of Superman” yang menyajikan interaksi antara anak dan ayah, dimana seorang ayah dituntut untuk melakukan peran ibu ketika menjaga anak-anaknya yang dilakukan selama 48 jam. Variety show ini akan memperlihatkan bagaimana sulitnya dalam mengurus pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan seorang ibu agar bisa menjadi sosok ayah yang baik.

Tidak ada salahnya menggemari kebudayaan Korea. Namun, rasa nasionalisme terhadap Indonesia harus tetap ada dalam diri masing-masing, terutama kaum milenial. Rasa nasionalisme akan membuat seseorang tetap mengedepankan rasa cinta dan hormatnya kepada bangsa sendiri, meskipun di sisi lain juga mengagumi kebudayaan negara lain. Remaja Indonesia perlu belajar mengenai kebudayaan negerinya sendiri yang juga bisa berkompetisi dengan budaya asing. Sudah seharusnya, kaum milenial memiliki sikap selektif terhadap dampak globalisasi yang semakin kompleks. pilihlah makna positif dari Korean wave dan hindari dampak negatifnya, seperti sikap konsumerisme yang dapat merugikan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun