Mohon tunggu...
Bella Vlinder
Bella Vlinder Mohon Tunggu... IT Programmer -

Mind - Soul - Opinion

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Copy-Paste, Hanya untuk yang Mau Belajar!

19 Juli 2013   14:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:19 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bagi sebagian orang, copy paste (copas) mungkin menjadi hal yang terdengar mengerikan. Pasalnya banyak sekali tulisan atau karya lainnya yang di copas tanpa seizin penciptanya. Di sisi lain, copas menjadi sesuatu yang menyenangkan, khusunya bagi para pelajar dan mahasiswa, copas menjadi suatu budaya wajib. apalagi kalo deadline tugas mepet, yaa hasil tugasnya copas semua deh. Hehe. Apalagi era Internet masa kini seakan mendukung maraknya budaya copas tersebut. Sebenarnya copas tidak melulu bicara tentang hak cipta dan sejenisnya, tapi bisa juga kita ambil sisi positifnya.

Copy-Paste seringkali membuat sang pencipta karya kebakaran jenggot. Karena dalam beberapa kasus, orang lain menyadur ulang karyanya tanpa ada embel-embel sang pencipta. Yaa, kalau urusannya seperti itu sih setiap orang pasti gak mau ya karya ciptaannya di copas. Tapi buat saya budaya copas itu ada sisi positifnya. Tapi... (Eh, tetep ada tapinya ya.) Tapi sayangnya hanya untuk orang-orang yang mau belajar. Kenapa? Karena copas yang baik bukan hanya sekedar menyadur ulang, tapi juga harus menjalankan ilmu ATM. Tau kan ilmu ATM? Amati, Tiru, dan Modifikasi. Jadi tidak hanya sekedar copas, tapi juga harus mau belajar memahami dan mengembangkan.

Dalam membuat suatu karya tentunya kita membutuhkan sebuah role player ataupun sample sebagai bahan observasi dan pembelajaran. Budaya copas bisa menjadi salah satu alternatifnya. Yakni dengan memahami hasil copas terlebih dahulu, lalu kita belajar untuk mengembangkannya. Yaa diolah lagi lah dengan pikiran kita. Jangan asal copas saja. Seperti kata dosen saya, "kalo mau copas ya pake mikir, jangan semua yang diliat dijadikan satu dengan hasil copas lainnya. Yang ada bukannya jadi bagus, malah jadi ngaco". Hehe. Maka dalam setiap aksi copas, sertakan juga ilmu ATM. Bahkan bila setelah copas memunculkan ide-ide baru, maka karya copas menjadi sebuah karya baru yang dapat diperhitungkan. Jangan lupa untuk menyertakan nama pencipta karya yang kita copas di bagian referensi atau inspirasi.

Lebih copas, lebih baik.

Ehh.

:D

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun