Semarang (8/8). Pandemi Coronavirus disease (COVID-19) yang semakin memprihatinkan mengakibatkan bencana global yang besar dengan angka kematian sekitar 4,27 juta di seluruh dunia. Lebih memprihatinkan lagi, Indonesia telah memecahkan rekor negara dengan kasus kematian COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara, dengan jumlah kematian mencapai 102.375 jiwa. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah menerapkan PPKM Darurat yang kemudian diubah menjadi PPKM level 4. Selama PPKM, mobilisasi masyarakat dibatasi untuk menghambat penularan COVID-19. Selain itu, guna mengurangi beban fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan dalam menangani pasien COVID yang membeludak, masyarakat yang tanpa gejala atau memiliki gejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing
Sayangnya, isolasi mandiri menjadi pisau bermata dua. Menurut laporan dari laporcovid19.org, terdapat 2.963 kasus kematian saat isolasi mandiri dan di luar rumah sakit. Data ini merupakan fenomena gunung es karena masih banyak kasus kematian yang tidak dilaporkan. Berdasarkan hasil evaluasi PPKM, kematian terjadi ketika pasien baru sampai di UGD karena keterlambatan mengenali tanda kegawatdaruratan dan terlambat melakukan rujukan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang terintegrasi antara tenaga kesehatan dan masyarakat. Tenaga kesehatan bertugas untuk melakukan pemantauan, dan masyarakat disarankan untuk memeriksa kesehatannya secara berkala sehingga jika muncul gejala yang mengkhawatirkan, masyarakat dapat segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dan pergi ke UGD secepatnya.
Sebagai suatu langkah untuk mencegah kematian saat isolasi mandiri, mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Periode 2020/2021 Universitas Diponegoro, Bella Renata, melakukan edukasi tentang “Isolasi Mandiri yang Aman dan Nyaman” kepada warga RT 03/RW 04 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Edukasi dilakukan secara daring dengan menyebarkan poster dan video edukasi melalui grup Whatsapp PKK pada 24 – 30 Juli 2021. Edukasi ini membahas tentang serba-serbi isolasi mandiri, termasuk bagaimana cara merawat anggota keluarga yang melakukan isolasi, bagaimana cara melakukan cek kesehatan mandiri, serta kapan pasien harus dibawa ke rumah sakit secepatnya.
Warga menyambut mahasiswi KKN dengan sangat antusias. Warga setempat juga berpartisipasi secara aktif dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar sosialisasi. Bahkan, beberapa warga menjapri mahasiswi secara langsung. Sebagai bentuk apresiasi, mahasiswi KKN memberikan hadiah sembako dan paket kesehatan dari Kimia Farma kepada 8 warga yang aktif bertanya di grup dan mendapatkan nilai kuis tertinggi.
Warga menunjukkan respon yang positif seiring dengan berakhirnya program KKN. "Terima kasih Mbak Bella, kami menjadi lebih tahu tata cara isolasi mandiri dari poster dan video yang Mbak Bella telah berikan. Penjelasan Mbak Bella juga mudah dipahami untuk masyarakat seperti kami. Semoga jalan Mbak Bella menjadi dokter dilancarkan, dan semoga senantiasa diberi kesehatan dan perlindungan oleh Tuhan," ujar seorang warga RT 03/RW 04 Kelurahan Kalipancur, Kota Semarang.
Penulis: Bella Renata
Dosen Pembimbing Lapangan: Ojo Kurdi, S.T., M.T., Ph.D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H