Mohon tunggu...
Bella Aprialim
Bella Aprialim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ayo Melek Kesehatan!

12 November 2017   22:41 Diperbarui: 12 November 2017   23:00 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebuah artikel mengenai "Accesing, Understanding, and Applying Health Communication Messages: The Challenge of Health Literacy" yang ditulis oleh Jay M. Bernhardt dan Kenzie A. Cameron tentang tantangan literasi kesehatan yang kurang diperhitungkan. Saat ini masyarakat telah memiliki akses terhadap informasi kesehatan yang lebih besar daripada masa sebelumnya. Setiap hari manusia diterpa dengan berbagai informasi kesehatan bahkan dapat dikatakan sudah dibombardir. Para perawat kesehatan yang profesional memberikan saran, apoteker mengeluarkan instruksi, pendidik kesehatan membagikan brosur, siaran berita televisi dan radio menceritakan tentang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, surat kabar menawarkan liputan temuan terbaru dari penelitian medis, serta internet yang memberikan informasi yang hampir tidak terbatas setiap harinya untuk setiap topik kesehatan.

Informasi kesehatan yang melimpah kemungkinan tidak efektif bahkan berpotensi membahayakan apabila penerima informasi tidak memiliki tingkat melek terhadap kesehatan yang cukup tinggi untuk mengakses informasi, memahami pesan yang dikomunikasikan dan menerapkannya dengan tepat bagi kehidupan mereka. Kebutuhan akan melek kesehatan yang tinggi sangatlah penting sebagai bentuk tanggungjawab terhadap keputusan kesehatan. Hal ini terus bergeser dari praktisi ke konsumen di era modern yang dikelola dengan perawatan. Secara tradisional konsep keaksaran digambarkan sebagai kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis.

Kemampuan baca tulis dianggap sebagai keterampilan yang dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai hak istimewa, terpelajar, dan anggota ordo religius. Kurangnya kemampuan baca tulis menjadi penyebab utama ketidaksetaraan sosial dan sering dimanfaatkan oleh mereka yang berkuasa sebagai sarana untuk melindungi status dan posisinya. 

Komite Ad Hoc American Medical Association (AMA) mendefinisikan melek kesehatan fungsional sebagai kemampuan untuk membaca dan memahami resep botol, slip pertemuan, dan bahan penting lainnya yang dibutuhkan bagi kesehatan pasien. WHO mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai kemampuan melek kesehatan yang cukup telah mencapai hal yang dibutuhkan, yakni tingkat pengetahuan, kemampuan pribadi dan kepercayaan diri untuk mengambil tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan pribadi serta kesehatan masyarakat dengan mengubah gaya hidup dan kondisi kehidupan pribadi.

Definisi komprehensif tersebut berbeda dengan definisi yang berorientasi pada klinis yang menunjukkan bahwa individu harus memiliki kemampuan kognitif tertentu dan berbagai keterampilan sosial sehingga mempunyai tingkat melek kesehatan yang sesuai. Kemampuan kognitif lainnya yang terkait penting dengan kemampuan membaca mengenai kesehatan adalah kemampuan untuk memahami dan menafsirkan angka. Melek media juga sangat penting agar bisa melek kesehatan karena informasi mengenai kesehatan disampaikan melalui berbagai saluran media. Banyak informasi kesehatan yang berguna maupun merugikan yang tersedia di internet dan telah menjadi salah satu topik yang paling sering ditelusuri di internet.

Melek kesehatan dibutuhkan untuk mendapatkan informasi kesehatan yang valid sehingga diperlukan hal yang baru, yakni melek komputer. Fenomena sosial yang terjadi bahwa orang yang tidak memiliki kemampuan melek komputer yang memadai cenderung terhambat dalam kemampuan mengakses banyak informasi dan pesan yang penting mengenai kesehatan. 

Terlebih lagi untuk mengerti atau menerapkan pesan itu dalam kehidupan sehar-hari. Kemampuan membaca, berhitung, melek media, dan melek komputer adalah aspek kognitif dari melek kesehatan yang dibutuhkan orang untuk mengakses, memproses, mengerti, dan menganalisis informasi dan instruksi kesehatan secara kritis. Selain itu, ada juga keterampilan sosial yang diperlukan sebagai kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan penyedia layanan kesehatan atau perwakilan sistem perawatan kesehatan seperti, agen asuransi, organisasi manajemen kesehatan, dan lain-lain.

Keterampilan komunikasi dan interaksi didasarkan pada kemampuan orang dalam mengungkapkan dengan jelas dan akurat keadaan fisik, mental, dan emosional kepada penyedia layanan kesehatan. Jika kemampuan yang menjadi aspek melek kesehatan tidak dimiliki dengan baik maka bisa berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu secara signifikan. Melek kesehatan yang rendah terdiri dari meningkatnya perasaan malu, komunikasi pasien atau pemberi layanan yang buruk, mengurangi tingkat pengetahuan kesehatan, kesehatan yang buruk, perilaku dan kepatuhan pengobatan, merugikan hasil perawatan kesehatan, dan peningkatan biaya perawatan kesehatan individu maupun masyarakat.

Banyak orang yang merasa malu dengan keadaan dan tindakan  mereka karena memiliki tingkat keaksaran kesehatan yang rendah. Literasi kesehatan yang rendah menimbulkan stigma yang serius dan bisa memunculkan perasaan takut, tidak mampu, dan rendah diri. Orang yang memiliki kemampuan melek kesehatan yang buruk juga kurang mampu mendeskripsikan keadaan mereka kepada tenaga medis. Hal ini karena mereka tidak yakin atau tidak mengetahui informasi yang mereka bagikan atau mungkin tidak menyadari kebutuhan untuk mengungkapkan informasi tersebut. 

Konsekuensi lainnya dari komunikasi pasien atau penyedia layanan yang rendah beresiko tinggi pada terjadinya diagnosa yang salah. Berdasarkan sebuah hipotesis, orang yang memiliki tingkat keaksaran kesehatan yang rendah cenderung tidak patuh pada aturan kesehatan karena pemahaman instruksi medis yang buruk. Literasi kesehatan yang rendah juga cenderung memiliki hasil kesehatan yang buruk daripada orang dengan tingkat melek kesehatan yang memadai. Hal ini karena orang dengan tingkat melek kesehatan yang rendah cenderung jarang melaporkan atau memeriksakan kesehatannya. Akhirnya, akan berdampak pula pada biaya perawatan dan rawat inap yang meningkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun