Surabaya -- Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, kembali blusukan ke rumah warga pada Senin kemarin (9/11/2020). Kali ini Eri blusukan sekaligus menyapa warga yang ada di wilayah Kecamatan Rungkut. Sebelum blusukan, ia menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah salah satu tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.
Eri Cahyadi beserta tim yang juga didampingi oleh PAC Rungkut PDI Perjuangan dan Wakil Sekretaris Bidang Eksternal DPC PDI Perjuangan Surabaya, Ahmad Hidayat, berjalan kaki mengelilingi wilayah Rungkut Kidul gang Majemuk. Dengan ramah ia menyapa warga sekitar yang kebetulan lewat atau sedang bersantai di depan rumah mereka masing-masing. Bahkan dengan sukarela ia meladeni keinginan masyarakat untuk foto bersama tanpa ada rasa canggung.
Saat melewati sebuah sungai yang saluran airnya tersumbat, ia sempat berhenti bahkan berjongkok di pinggiran sungai agar bisa melihat secara langsung. Beberapa warga juga menuturkan jika sungai tersebut menyebabkan banjir. Mendengar itu, Eri dengan sigap menyusuri aliran sungai hingga ke seberang jalan untuk mengamati dan mencari tahu penyebab saluran sungai itu tersumbat.
"Saya tidak ingin ada warga yang tidak bekerja. Saya tidak ingin pendapatan satu keluarga jika ditotal jumlahnya di bawah UMK Surabaya," tegasnya.
Eri juga mengatakan bahwa dirinya sempat melakukan penandatanganan perjanjian dengan pemilik hotel dan restoran yang ada di Surabaya agar minimal 40% pekerjanya harus ber-KTP Surabaya. Hal ini ia lakukan saat masih menjabat sebagai Kepala Bappeko.
"Itu bukan janji, karena saya melakukan tanda tangan ini sebelum saya keluar dari PNS. Saya tidak tahu kalau bakal mencalonkan diri menjadi Wali Kota," ujarnya.
Dengan perjanjian ini ia yakin bahwa semua warga Surabaya akan mendapatkan pekerjaan. Eri juga mengimbau kepada RT dan RW untuk mendata warga di wilayah masing-masing yang membutuhkan bantuan seperti lansia atau warga yang belum mendapat pekerjaan. Data tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan yang baru agar program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan tidak salah sasaran. Data yang sudah tecatat di Pemkot akan digantikan dengan data baru yang berasal dari RT dan RW.
Tak hanya itu, Eri juga ingin warga membangun melalui UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar ekonomi berputar. Ia berencana untuk membangun toko dengan model koperasi yang menjual kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari supermarket. Nantinya setiap warga yang berbelanja di koperasi, di akhir tahun akan mendapat sisa hasil usaha (SHU).
Warga Surabaya lebih membutuhkan program yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Eri berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan program-program baru yang dapat menyejahterakan segala lapisan masyarakat. (bfs).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H