Mohon tunggu...
bella ayra
bella ayra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

saya mahasiswa HUBUNGAN INTERNASIONAL angkatan 2021 UNIVERSITAS JEMBER saya hobinya menonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Praktik Merkantilisme Menyulitkan Rakyat Jelata, Kok Bisa?

15 Maret 2023   10:42 Diperbarui: 15 Maret 2023   10:46 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagian besar orang menyebut merkantilisme sebagai suatu kebijakan ekonomi negara-negara imperialis yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dalam bentuk logam mulia. Sejak abad ke-16 hingga 17, merkantilisme ini mulai berkembang dan marak diperbincangkan, khususnya pada bagian Eropa Barat.
Seiring berjalannya zaman, merkantilisme semakin berkembang di kalangan Belanda, Inggris, Prancis, dan Spanyol. Hingga pada akhirnya merkantilisme ini dijadikan sebagai pengganti sistem ekonomi feodal yang pada mulanya diadopsi oleh negara-negara di Eropa.
 Dalam realitanya, negara-negara Eropa mencoba membangun kekayaan dengan menaikkan ekspor dan menurunkan impor. Tak hanya itu, negara di Eropa juga berusaha untuk membebankan tarif impor.
Tujuan dari sistem ekonomi merkantilisme ini tak lain untuk mengakumulasi cadangan emas, mencapai neraca perdagangan yang stabil, memajukan bidang industri dan pertanian, juga menduduki monopoli perdagangan luar negeri. Mengapa demikian? Karena mereka beranggapan bahwa tolok ukur kekayaan suatu negara yakni tergantung dari seberapa banyak logam mulia yang berhasil diakumulasikan dan seberapa besar modal yang dimiliki oleh negara tersebut. Hal inilah yang dijadikan sebagai fondasi dan prinsip dasar merkantilisme itu sendiri.
Sistem ini cenderung ditujukan untuk mempertinggi kekuasaan, salah satunya dengan cara memangsakan negara lain dan menumbangkan kekuatan negara pesaing. Pada implementasinya, sistem ini tentu sangatlah merugikan rakyat jelata karena pendayagunaannya yang kurang sesuai, juga menimbulkan pencetusan imperialisme dan kolonialisme.
Dengan memahami konsep dari merkantilisme ini, maka semakin mendorong orang Eropa untuk mempraktikkan imperialisme dan kolonialisme di banyak wilayah yang kaya akan sumber daya. Salah satu wilayah yang menjadi target utama merkantilisme yaitu Indonesia. Hal ini karena Indonesia kaya akan sumber daya alam, tak hanya memadai namun mendekati kata melimpah. Maka itu Indonesia menjadi objek bangsa Eropa untuk menjajah.
Contoh saja saat proses mendirikan VOC, yang basisnya sejak abad ke-17 sebagai kemitraan bisnis Belanda yang mendominasi dan memonopoli perdagangan rempah-rempah Indonesia.
Adanya kemitraan bisnis semacam ini di Indonesia membuat sebagian besar masyarakat menderita. Alasannya, VOC membuat kebijakan yang mengharuskan budidaya tanaman ekspor, yang kemudian dibeli dengan harga selangit (tidak lazim). Bahkan pada perkembangannya, VOC dijuluki sebagai kongsi dagang terkaya di dunia dan memiskinkan rakyat Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama.  
Pasca kebangkrutan VOC, pemerintah kolonial Belanda belum berhenti dan terus melakukan praktik merkantilisme. Belanda yang gulung tikar seusai konflik dengan Inggris, berhasil membangun kembali ekonominya dengan bantuan sistem pertanian paksa yang diterapkan kepada para petani Indonesia.
Dengan bantuan tanam paksa ini, masyarakat Indonesia diharuskan untuk bercocok tanam untuk diekspor, yang mana hal ini sangatlah diperlukan dan marak terjual di kalangan pasar Eropa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun