Mohon tunggu...
bella apriyanti
bella apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsuf Jean Francois Lyotard

11 Januari 2024   05:23 Diperbarui: 11 Januari 2024   06:00 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-François Lyotard adalah salah satu filsuf postmodern paling terkenal dan penting Jean-François Lyotard sering disebut sebagai tokoh sentral terkenal dalam pemikiran postmodern karena karyanya yang terkenal The Postmodern Condition pemikirannya yang luar biasa merupakan hasil akumulasi pengalaman belajar filosofis. Lyotard menulis banyak karya tidak hanya di bidang filsafat, tetapi juga di bidang politik, estetika, teori sosial, kajian budaya, dan pengalamannya sendiri selain sebagai seorang filsuf dan ilmuwan, Lyotard berkomitmen membela kebenaran demi kebebasan berbangsa dan bernegara dengan ikut serta dalam Revolusi Perancis, dua karya yang membuatnya terkenal  di Perancis dan luar negeri adalah ``The Postmodernism Condition'' dan ``The Difference''. Tugasnya juga menyuarakan sistem ideologi dominan yang menentukan apa yang dapat diterima dan apa yang tidak ketika sesuatu atau seseorang ditolak bagi Lyotard, sains postmodern bukan sekadar alat otoritas; sains postmodern memperluas kepekaan kita terhadap pandangan  berbeda dan memperkuat kemampuan kita untuk menoleransi posisi yang tidak ingin kita bandingkan (Maksum, 2014: 319-321). Kedua, Michel Foucault adalah  tokoh postmodern yang menolak universalitas pengetahuan. Ada beberapa premis Pencerahan yang ditolak oleh Foucault itu adalah: 1) Pengetahuan  tidak bersifat metafisik, transenden, atau universal, melainkan spesifik pada setiap waktu dan tempat. 2) Tidak ada pengetahuan yang dapat memahami sifat objektif dunia namun, pengetahuan  selalu membutuhkan perspektif. 3) Pengetahuan tidak dianggap sebagai pemahaman yang netral dan murni, tetapi selalu dikaitkan dengan rezim yang berkuasa (Maksum, 2014: 322). Jean-François Lyotard mempunyai pemikiran yang menolak narasi besar, yakni menolak universalitas, kesatuan, dan totalitas. Lyotard tidak setuju dengan keseragaman/keseragaman yang dipaksakan atau upaya keseragaman. menurutnya, masyarakat postmodern bercirikan individualisme dan kebebasan untuk berbeda salah satu tema utama The Postmodern Condition adalah bagaimana pengetahuan telah menjadi sesuatu yang dianggap sepenuhnya terukur, dapat dimekanisasi, dan dapat dihitung kajian ini juga berfokus pada bagaimana modus informasi yang  dikemas ini mengantisipasi modus kesadaran sosial teknologi dan totaliter yang cenderung mencakup seluruh aspek kehidupan. Keterlibatan Lyotard dengan konflik spiritualitas postmodern sangatlah penting, karena ia percaya bahwa gaya pemahaman sosial ini mencakup tingkat ketakutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun