Mohon tunggu...
bella apriyanti
bella apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori dan Pemikiran dari Hegel

10 Januari 2024   22:16 Diperbarui: 10 Januari 2024   22:23 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Hegel adalah seorang filsuf Jerman yang memperkenalkan dialektika. Orang-orang yang hidup sekitar abad ke-19 berpendapat Bahwa dialektika menelusuri proses pihak-pihak yang berseberangan. Yang dimaksud Hegel "lainnya" bergantung pada pokok bahasan yang dibicarakan. "Oposisi" memiliki definisi yang berbeda. baik dalam konsep maupun fenomena."Oposisi" mengacu pada kesadaran atau argumen lain. ``Oposisi'' kini bergerak menuju perkembangan linear. Hal ini berarti berevolusi dari definisi dan pandangan yang kurang canggih ke definisi dan pandangan yang lebih canggih. Metode dialektis yang diwarisi oleh Hegel ini dikaitkan dengan ciri-ciri filosofis berupa metode mengetahui yang spekulatif. Dialektika terdiri dari apa yang disebut tesis, antitesis, dan sintesis. Teori dialektika terungkap dalam tiga tahap: Dua makna yang bertolak belakang adalah dua hal yang mula-mula bertentangan kemudian dipertemukan, atau biasa disebut dengan tesis (penegasan), antitesis (negasi), dan komposisi (kesatuan kontradiksi). Dalam hal ini tidak wajar dipahami dan tercermin dalam bahasa sehari-hari, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, konseptual. Dalam pengertian ini dapat dijelaskan secara mendasar, akibatnya ia kehilangan kekuatannya dalam proses berpikir dan larut. Negasi berarti konsep makna pertama (afirmasi) bertentangan dan muncul konsep makna kedua yang kosong, formal, tidak tentu, dan tidak terbatas. Menurut Hegel, makna istilah pertama sebenarnya tersimpan pada istilah kedua. Konsep pemikiran yang kedua ini juga dijelaskan secara mendasar, kehilangan kestabilannya dan lenyap. Karena kontradiksi merupakan penggerak dialektika (jalan menuju kebenaran), maka kontradiksi harus mampu bertahan dan melahirkan konsep-konsep yang saling mengevaluasi.Penyatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi pemahaman dua konsep yang berlawanan dan menciptakan konsep baru yang lebih ideal.

Pada tahap selanjutnya sintesis menjadi tesis baru, menghadapi antitesis baru, dan seterusnya. Baginya, kontradiksi merupakan kekuatan pendorong, jalan atau langkah mutlak yang harus ditempuh untuk mencapai kebenaran. Sebagai salah seorang idealis Jerman, namanya biasanya diambil dari nama Johann Gottlieb Fichte dan Friederich Wilhelm Josep von Schelling (Schelling). Ide-idenya yang paling terkenal berkaitan dengan metafisika. Baginya, metafisika adalah akar ilmu pengetahuan. Menurut Frederick Beiser, filsafat Hegel merupakan upaya menggunakan akal untuk membenarkan keyakinan dasar agama Kristen. Bagi Hegel, tugas utama filsafat adalah mencapai sesuatu yang pasti, atau "mutlak". Salah satu hal terpenting dalam filsafat adalah Tuhan. Menurutnya, tujuan filsafat dan agama sama: mencari yang absolut, yakni Tuhan. Kutipan terkenal dari Metafisika Hegel adalah:"Apa yang mutlak?" Pemikiran filosofis Hegel terletak pada gagasannya tentang "roh", sebuah terminologi yang diilhami oleh suasana keagamaannya (ingat bahwa Hegel adalah seorang Doktor Teologi). Dalam pandangan Hegel, ruh adalah sesuatu yang nyata dan konkrit yang dapat memanifestasikan dirinya dalam berbagai cara sebagai ruh dunia yang menjelma menjadi objek-objek tertentu. Dalam kehidupan ini, ruh adalah hakikat manusia dan hakikat sejarah manusia. Pemikiran Hegel tentang epistemologi tidak dapat dipisahkan dari gagasannya tentang metafisika dan selalu selaras dengan metode dialektisnya. Hal ini juga terlihat pada sistem filsafat Hegel sendiri yang terdiri dari filsafat logika, filsafat alam, dan filsafat pikiran. Masing-masing bagian ini dibagi lagi oleh Hegel menjadi tiga bagian, dan semua bagian ini terdiri dari tiga bagian lagi. Artinya,

 1. Logika terdiri dari: Doktrin keberadaan terdiri dari 1) kualitas 2) kuantitas 3) derajat. Lalu ada doktrin hakikat yang terdiri dari: 1) hakikat sebagai landasan keberadaan, 2) fenomena, dan 3) realitas. Dan pengajaran tentang pemahaman terdiri dari 1) pemahaman subjektif 2) objek 3) gagasan 2. Filsafat alam terdiri dari ilmu-ilmu tingkatan berikut dan merupakan: 1) Ruang dan waktu 2) Materi dan gerak 3) Ilmu tingkat absolut 1) Fisika individualitas umum Ada hal lain dalam ilmu-ilmu alam yang terdiri dari .
2. Filsafat Alam terdiri dari: Ilmu Planar dan Komposisi: 1) Ruang dan Waktu, 2) Materi dan Gerak, 3) Ilmu Planar Absolut, dan ada juga Ilmu Pengetahuan Alam yang terdiri dari: 1) Fisika individu umum 2 ) Fisika individu khususnya 3) Fisika umum Individualitas dan bahan organik terdiri atas : 1) Sifat geologi 2) Sifat tumbuhan 3) Organisme hewan.

3. Filsafat pikiran terdiri dari: Pikiran subjektif terdiri dari: 1) Antropologi 2) Fenomenologi pikiran 3) Psikologi dan pikiran objektif Terdiri dari: 1) Hukum 2) Moralitas 3) Moralitas Rafiah Gazali 90 Jurnal Dalam Wacana Islam Vol. 2 No.1 April 2014 disebutkan bahwa Ruh Mutlak terdiri dari: Anda dapat melihat bahwa 1) Pasal 2) Agama yang Diwahyukan 3) Filsafat Istilah "moralitas" yang digunakan Hegel tidak lain hanyalah batasan moralitas.

Dalam konteks pemikiran dan kepentingan sehari-hari. Istilah "benar" dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada keinginan yang berbeda-beda dalam perilaku sehari-hari, namun jika berbicara tentang moralitas pada umumnya kita memikirkan pemenuhan kewajiban positif, khususnya dalam wacana sosial. Namun Hegel menyimpulkan dari tugas, kewajiban khusus terhadap keluarga.. (Copleston.1965: -248). Dan gagasannya tentang etika terkait erat dengan teori dialektisnya. Sebagaimana telah dijelaskan pula di atas, gagasan Hegel tentang roh meliputi roh subyektif, roh obyektif, dan roh absolut. Ajarannya berbicara tentang pikiran objektif, hukum, moralitas, atau akal sehat. Oleh karena itu, ajarannya tentang pikiran objektif disebut juga etika. Keinginan-keinginan yang obyektif dan rasional menjadi bentuk kehidupan sehari-hari, dan gagasan-gagasan kebaikan diwujudkan dalam institusi-institusi yang konkrit Bentuk dan keinginan kodrati diperluas menjadi hak dan kewajiban dalam bentuk dasar moralitas, misalnya keinginan balas dendam menjadi hukuman yang sah, dan hasrat seksual disempurnakan dalam perkawinan dan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun