Mohon tunggu...
bella apriyanti
bella apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hermeneutika (Wilhelm Dilthey)

17 November 2023   20:30 Diperbarui: 17 November 2023   20:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wilhelm Dilthey (1833-1911) adalah seorang sejarawan, psikolog, sosiolog, dan filsuf Jerman yang memberikan kontribusi signifikan terhadap metodologi humaniora dan ilmu pengetahuan manusia lainnya. Beliau adalah Profesor Filsafat Hegelian GWF di Universitas Berlin dan merupakan seorang filsuf polimatik yang minat penelitiannya meliputi metodologi ilmiah, bukti sejarah, dan status sejarah sebagai ilmu.

Hermeneutika

Hermeneutika adalah teori dan metodologi penafsiran, khususnya penafsiran teks alkitabiah, literatur hikmah, dan teks filsafat. Karya Dilthey berfokus pada pemahaman kehidupan dan sejarah, dan ia mengembangkan filosofi hidup yang memahami manusia dalam kemungkinan sejarah dan kemampuan berubahnya. Ia menolak pengaruh ilmu-ilmu alam yang meluas dan mengusulkan untuk kembali ke sudut pandang Kant yang lebih fokus, namun juga mempertimbangkan aspirasi emansipatoris yang lebih tinggi dan perspektif yang lebih luas dari para pemikir kemudian seperti Fichte, Herder, dan Hegel.. Kontribusi Dilthey terhadap hermeneutika mencakup kesadarannya bahwa kejelasan batin dari pengalaman hidup belum merupakan pemahaman penuh, yang ia kembangkan dalam esainya "The Rise of Hermeneutics" pada tahun 1900. Esai Dilthey sebelumnya mengenai hermeneutika Schleiermacher lebih terfokus pada penafsiran tekstual dan teologis, namun esai baru ini menjadikan hermeneutika sebagai mata rantai penghubung. Kecenderungan hermeneutis Dilthey berkaitan dengan pemahaman dan penafsiran sebagai fenomena epistemik dan sosial-historis, yang harus ditempatkan dalam konteks proyek filosofisnya yang lebih luas yaitu "kritik terhadap nalar sejarah"

Hermeneutika Dilthey bertumpu pada tiga kata kunci, yaitu (1) erlebnis, (2) ausdruck, dan (3) verstehen. Erlebnis adalah akumulasi pengalaman hidup yang dialami dan membentuk jati diri seseorang. Erlebnis adalah pintalan masa lalu dan masa kini seseorang. "Dengan pengalamanku di masa lalu aku pahami kejadian hari ini, dengan pengalamanku hari ini aku tinjau kembali masa laluku"

Di dalam kehidupan sehari-hari kita berbicara dengan orang lain dan mencoba untuk memahami pesan apa yang disampaikan oleh orang tersebut. Memahami sebagai proses menangkap maksud atau makna kata-kata yang diucapkan komunikator. Obyek pemahaman tidak lain daripada bahasa, tetapi bahasa tidak dapat dilepaskan dari pikiran penuturnya. Perlu ditambahkan bahwa manusia tidak berpikir tentang hal sama, meski memakai kata yang sama. Hikmahnya yang dapat dipetik dari Hermeneutika adalah ketika seseorang menulis, dan tulisannya dibaca oleh orang secara luas, maka tulisan tersebut akan dimaknai dan dipahami dengan beragam penafsiran dan makna dari pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun