Mohon tunggu...
Bellaanjni
Bellaanjni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan IPTEK Berbahasa Asing dan Branding dalam Pengelolaan Wisata Alam Dung Tungkul oleh Mahasiswa HI KKN-T UNDIP

26 Desember 2023   16:15 Diperbarui: 26 Desember 2023   16:19 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang, (18/12/2023)- Desa wisata merupakan salah satu aset penting bagi Indonesia karena di dalam pelaksanaannya menghasilkan keuntungan baik secara material maupun nonmaterial, terutama bagi masyarakat pengelola. Keseriusan dalam pendampingan pengelolaan wisata sangat perlu dilakukan demi menunjang desa yang memiliki potensi menjadi desa wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

Dalam Ilmu Hubungan Internasional sendiri, wisata merupakan salah satu alat soft diplomacy yang digunakan negara untuk memberikan citra baik dan nilai tambah negaranya di mata dunia. Melimpahnya potensi desa wisata di Indonesia, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain. Tidak menutup kemungkinan dengan maraknya digitalisasi saat ini, yang tidak terbatas pada ruang dan waktu, desa-desa wisata di Indonesia dapat dikunjungi oleh turis asing dari berbagai negara. 

Seperti masalah yang terjadi di kawasan wisata Bromo, yang mana tiba-tiba saja dikunjungi banyak turis asing karena keindahan bromo viral ke negara lain, tidak banyak pengelola yang mahir berbahasa inggris, sehingga kerap kali terjadi kendala komunikasi yang pada akhirnya kurang memaksimalkan potensi-potensi desa wisata yang ada.

Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)
Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)

Serupa dengan hal itu, Kampung Tematik Wisata Alam Dung Tungkul yang berlokasi di Meteseh, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, diperlukan kesiapan para pengelola desa wisata Dung Tungkul untuk menghadapi situasi yang sama, dan sangat mungkin terjadi di masa mendatang, salah satunya adalah kefasihan para tour guide dan masyarakat terutama pelaku UMKM, serta pengelola dalam berbahasa Inggris. Hal tersebut diwujudkan dengan dibuatnya Modul Berbahasa Inggris-Indonesia yang dapat digunakan oleh para Tour Guide dalam melayani para wisatawan, baikwisatawan lokal maupun asing secara ideal.

Modul Pedoman Berbahasa Inggris-Indonesia Bagi Tourguide Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)
Modul Pedoman Berbahasa Inggris-Indonesia Bagi Tourguide Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)

Modul Digital

Selain itu, terdapat masalah berupa belum tersedianya brosur secara cetak maupun digital untuk wisata alam ini, sehingga diperlukan brosur tersebut agar masyarakat luas lebih mengenal Wisata Alam Dung Tungkul

Gambar Brosur Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)
Gambar Brosur Wisata Alam Dung Tungkul (Dokpri)

Download Brosur Digital

Kontribusi yang dilaksanakan tersebut diharapkan membawa manfaat dan perubahan ke arah yang lebih baik bagi wisata alam Dung Tungkul. Terlebih menggaet masyarakat umum untuk berkunjung dan berwisata, serta meningkatkan pelayanan dari para TourGuide ke para wisatawan. Dengan ini, peningkatan kualitas wisata akan berdampak pada perekonomian masyarakat sekitar.

Penulis : Bella Kurnia Anjani - S1 Hubungan Internasional

Universitas Diponegoro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun