Beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2014. saya menaiki bus menuju indramayu berdua dengan anak balita saya. waktu itu keadaan penumpang cukup sepi, mungkin hanya 5 baris dari depan yang terisi penuh. selebihnya di belakang kosong melompong. saya duduk di paling belakang barisan ke 5 itu, di samping saya ada pasangan laki-laki dan perempuan (sepertinya suami istri) sedang bertengkar. terdengar lontaran suara "adu mulut" dari laki-laki itu dengan kata-kata kasar. saya mulai khawatir terjadi sesuatu, karena pasangan itu pindah ke tempat duduk paling belakang.
terdengar suara gaduh, seperti membentak, suara benda jatuh atau di pukul, ya allah saya mulai ketakutan. anehnya orang seisi bus tidak ada yang peduli, sampai akhirnya tas dan botol minum si wanita terlempar sampai ke bawah kaki saya, saya berusaha mengembalikan minuman tersebut, saya lihat wanita itu dengan senyuman terpaksa menahan malu. tidak lama kemudian, terjadi lagi kejadian itu. saya panik, dan menoel pundak seorang bapak yang duduk di depan saya.
" Pak, tolongin itu ada yang sedang bertengkar di belakang, tolong pak"
dan apa reaksi bapak tersebut??
" Biarkan saja bu itu urusan mereka." saya kaget sekali dengan respon itu.
ternyata semua penumpang di bus tahu, saya pikir hanya saya saja yang mendengar karena saya duduk paling dekat dengan pasangan itu, tapi mereka semua mengabaikannya. saya saat itu ingin sekali menegur laki-laki itu tapi saya takut, karena hampir semua penumpangnya laki-laki, dan saya juga sedang mengendong2 anak, saya takut terjadi apa-apa dengan anak saya.
Jika mengingat kejadian ini saya sangat menyesal, kenapa dulu saya tidak melakukan pembelaan terhadap si perempuan yang statusnya sama seperti saya.
--------------------------------------------------------------------------------------
mungkin dari kita ada yang pernah mendengar atau melihat kejadian seperti di atas. tapi kita bingung harus melakukan apa, karena tidak sedikit orang yang berpendapat "bukan urusan saya" jika melihat kekerasan pada anak atau perempuan di lingkungan kita. jika sudah terlanjur menjadi 'parah' baru kita berbondong-bondong mengucapkan keprihatinan.
Kekerasan pada perempuan & anak-anak dapat berupa, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), perdagangan orang, penganiyayaan, pelecehan seksual, penculikan, pembunuhan, perdagangan orangdan masih banyak lagi.Â
Cara-cara tersebut diantaranya:menggunakan ancaman atau paksaan dan bentuk-bentuk lain seperti bujuk rayu, penipuan, penculikan, penganiyayaanhingga pembunuhan.