Jember (03/09/2021) Pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir, jumlah angka kematian semakin tinggi, berbagai upaya pemerintah juga telah dilakukan, salah satunya adalah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrarakat (PPKM) masih berlanjut hingga saat ini.
Dampak adanya pandemi Covid-19 juga sangat besar bagi masyarakat. Salah satunya adalah ekonomi yang semakin menurun, pendidikan pun juga terpaksa harus dilakukan secara online.
Mulai dari pendidikan tingkat dasar hingga perguruan tinggi juga dilakukan secara daring / online demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Salah satu mata kuliah yang ada di perguruan tinggi yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata) juga dilaksanakan berbeda dengan KKN tahun-tahun sebelumnya.
KKN tahun ini dilakukan di desa masing-masing mahasiswa atau pulang kampung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.. Untuk itu program KKN Back to Village 3 Universitas Jember melepas 3.701 mahasiswa guna melaksanakan kegiatan secara individu di desa masing-masing yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus hinggal 9 September 2021 mendatang. Dengan berbagai tematik, salah satunya adalah “Program Pemberdayaan Wirusaha Masyarakat Terdampak Covid-19”.
Mahasiswi kelompok KKN 45 yang tergabung dalam KKN Tematik “Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat /UMKM terdampak Covid-19 “melakukan pendampingan dan sosialisasi kepada Wirausaha/UMKM.
Pendampingan tersebut ditujukan kepada UMKM yang diharapkan mampu membantu program pemerintah dalam menagatasi dampak ekonomi masyarakat/UMKM pada masa Pandemi Covid-19 melalui edukasi wirausaha dalam bentuk pengembangan inovasi usaha, serta pemasaran produk usaha agar tetap bisa bertahan dan bangkit dari dampak masalah yang ditimbulkan dari pandemi.
Mahasiswi KKN desa Gumukmas memberdayakan salah satu warga Gumukmas yang merupakan seorang penjual tahu kocek untuk didampingi dalam usahanya selama 4 minggu.
Saya juga mendampingi selama proses produksi tahu kocek, dan memasarkan tahu kocek di media sosial whatsapp hingga merambah ke akun instagram.
Awalnya pelaku usaha hanya mengandalkan penjualan sesuai permintaan pihak kantin Ponpes saja,namun semenjak pandemi permintaan ponpes terus menurun.
Setelah saya melakukan pemasaran lewat medsos penjualan tahu kocek semakin meningkat, saya berharap pelaku usaha terus melakukan pemasaran secara online yang menurut saya cara terus lebih efisien yang dapat meningkatkan angka penjualan dan peningkatan omset.